Al Hasyr : 18 – 21
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan
Satu perintah dari Allah hanya dikhususkan bagi orang orang yang beriman untuk selalu bertaqwa kepada Allah dan SUNGGUH-SUNGGUH intropeksi diri guna persiapan esok.
***
Tidaklah sama penghuni-penghuni neraka dengan penghuni-penghuni jannah; penghuni-penghuni jannah itulah orang-orang yang beruntung
Pengetahuan Anda TIDAK AKAN BERGUNA jika tak mampu membedakan antara yang haq dan yang bathil. Dan ketidakmampuan untuk membedakan yang haq dan yang bathil juga tidak ditentukan oleh ILMU PENGETAHUAN yang anda pelajari selama ini. Manusia yang berada dalam jalan yang haq itu semata- mata karena bimbingan Allah. Bukan karena kemampuan si orang itu.
Orang Bahagia TIDAK SAMA dengan Orang Sengsara. Berbeda jalan tempuh dan berbeda dalam tujuan perjalanan. Karena itu Kebahagiaan hanya didapat oleh orang-orang yang beriman ( bertaqwa kepada Allah swt)
***
Al Hasyr : 21
Kalau sekiranya Kami turunkan Al-Quran ini kepada sebuah gunung, pasti kamu akan melihatnya tunduk terpecah belah disebabkan ketakutannya kepada Allah. Dan perumpamaan-perumpamaan itu Kami buat untuk manusia supaya mereka berfikir
Jika saja gunung yang begitu keras saja bisa hancur saking takutnya kepada Allah kalau diturunkan Al Quran, bagaimana manusia yang diberikan Al Quran malah kok malah cengengesan, mengabaikan, mengingkari ?!. Betapa kerasnya hati manusia itu !!!
Tapi ada pembelajaran dari ayat tersebut di atas bahwa jika orang sudah bisa berjiwa Al Qurany, maka gunung yang terlihat kokoh saja akan tunduk patuh menurut apa yang diperintahkan si orang tadi. Dan tentu lingkungan pun akan mengikutinya. Bukan orang itu yang mengikuti lingkungan. Tiada lagi pengaruh yang bisa memaksa, memerintah dan mempengaruhi si orang tadi, KECUALI HANYA PERINTAH ALLAH swt.
Al Hasyr : 18
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ
ءَامَنُواْ ٱتَّقُواْ ٱللَّهَ وَلۡتَنظُرۡ نَفۡسٞ مَّا قَدَّمَتۡ لِغَدٖۖ وَٱتَّقُواْ
ٱللَّهَۚ إِنَّ ٱللَّهَ خَبِيرُۢ بِمَا تَعۡمَلُونَ ١٨
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan
Satu perintah dari Allah hanya dikhususkan bagi orang orang yang beriman untuk selalu bertaqwa kepada Allah dan SUNGGUH-SUNGGUH intropeksi diri guna persiapan esok.
a) Pandang
perintah ٱتَّقُواْ ٱللَّهَ ada dua
kali dalam satu ayat. Allah swt menekankan perintah bagi manusia untuk bertaqwa
sampai dua kali. Satu fakta adalah betapa bandelnya manusia dan gampang lupa
diri.
b) Pandang
وَلۡتَنظُرۡ (
Sungguh2 memperhatikan ) dengan lam ta’kid (sungguh2), maka perintah ini HARUS
dilaksanakan manusia yang beriman kepada Allah. Perkara ini harus dikerjakan
dengan serius.
c) Pandang
وَلۡتَنظُرۡ
نَفۡسٞ مَّا قَدَّمَتۡ لِغَدٖۖ . Tiga
zaman (tenses) terkumpul dalam satu ayat. Ini tanda sangat penting bagi manusia
dalam mengkaji diri sekarang dengan melihat masa lampau untuk masa esok nanti.
- وَلۡتَنظُر , sekarang
- مَّا قَدَّمَتۡ , lampau
- لِغَدٖۖ , besok
Tiga sisi zaman ( waktu) untuk selalu
dijadikan acuan menjadi manusia yang mawasi diri.
d) Pandang
لِغَدٖۖ (Besok)
. Dengan pernyataan ini, Allah hendak mengabarkan kepada manusia bahwa
Qiamat itu tidak lama banget. Tapi Besok pun bisa saja terjadi Qiamat, jika
Allah menghendaki.
e) Pandang ٱتَّقُواْ ٱللَّهَ yang pertama adalah
:memperbanyak Taubat dari Dosa dan Salah
dari masa lampau. Sedangkan ٱتَّقُواْ ٱللَّهَ yang kedua adalah memperbanyak Jaga Diri
Dari Maksiat / Kemunkaran untuk persiapan esok
.
f) Pandang
إِنَّ
ٱللَّهَ خَبِيرُۢ بِمَا تَعۡمَلُونَ (sesungguhnya Allah Maha Waspada dengan apa
yang kalian kerjakan). Ini mengandung makna bahwa jika kita menatuhi perintah
Allah untuk bertaqwa kepadaNya dan Memperhatikan Diri sendiri serta Bertaubat
dan Beribadah kepadaNya,,,maka jika Allah menghendaki, akan diberi balasan
BERSIFAT WASPADA. Waspada terhadap apa2 yang berhubungan dengan diri sendiri dan
waspada dengan lingkungan. Tidak mudah memasuki lingkaran yang dilarang Allah
dan waspada pada jebakan syaithan.
***
Al Hasyr : 19
وَلَا تَكُونُواْ
كَٱلَّذِينَ نَسُواْ ٱللَّهَ فَأَنسَىٰهُمۡ أَنفُسَهُمۡۚ أُوْلَٰٓئِكَ هُمُ ٱلۡفَٰسِقُونَ
١٩
Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang
lupa kepada Allah, lalu Allah menjadikan mereka lupa kepada mereka sendiri.
Mereka itulah orang-orang yang fasik
Larangan bagi para salik yang munadharah ( introspeksi) adalah LUPA KEPADA ALLAH. Inilah kefasiqan yang sekecil apapun harus dihindari. Lupa Diri adalah gambara Lupa kepada Allah. Hilangnya kewaspadaan terhadap apa yang dimakan, diberikan dinafkahkan (dikerjakan) akan berakibat fatal. Efek yang dimakan orang yang tidak waspada akan meracuni pikiran dan hati orang itu. Apapun yang diberikan karena berangkat dari kelalaian juga akan menggiring dirinya dan orang lain ke api neraka ( kesengseraan).
Lupa kepada Allah adalah Mendekati dan bahkan melakukan hal hal yang dilarang oleh Allah, meninggalkan syukur dan tidak mengagungkan Allah, lupa untuk persiapan esok dengan mengabaikan masa lampau. Termasuk beribadah / bertindak karena kepentingan jabatan (tahta) / politis adalah hal yang dilarang. Ini juga termasuk melupakan Allah. Karena orang yang beribadah bukan karena Allah sama dengan mempertuhankan yang lainNya.
Apakah Anda melihat banyaknya Para Tokoh Ilmuwan Islam yang tak mampu membedakan Kebenaran dan Kebathilan, Padahal orang itu dididik dengan ILMU PENGETAHUAN cukup lama ? Ini tak lain, karena orang itu kehilangan kewaspadaan untuk dirinya.
Jangan pernah merasa aman dari ancaman Allah !!! Ketika Allah memberi khabar gembira, maka bergembiralah !. Dan ketika Allah sudah memberikan ancaman, maka segeralah buru buru minta ampunan dan rahmatNya segera. Jangan menunda nunda waktu. Ancaman Allah kepada makhluqNya pasti tidak ada yang sanggup menghindarinya.
Mungkin ada yang pernah beranggapan bahwa kita bisa melakukan taubat kepada Allah setelah berbuat salah ( maksiat / munkar), sehingga kesalahan apapun yang dilakukan anda anggap enteng saja. Seolah bisa ditebus besok.
SALAH BANGET !!!
Jika Anda merasa akan bisa bertaubat besok setelah melakukan maksiat / kemunkaran sekarang atau lampau !!! Bisa jadi Anda dilupakan oleh Allah untuk bertaubat atau Anda tidak sempat bertaubat dan terlanjur ajal menjemput.
***
Al Hasyr : 20
Larangan bagi para salik yang munadharah ( introspeksi) adalah LUPA KEPADA ALLAH. Inilah kefasiqan yang sekecil apapun harus dihindari. Lupa Diri adalah gambara Lupa kepada Allah. Hilangnya kewaspadaan terhadap apa yang dimakan, diberikan dinafkahkan (dikerjakan) akan berakibat fatal. Efek yang dimakan orang yang tidak waspada akan meracuni pikiran dan hati orang itu. Apapun yang diberikan karena berangkat dari kelalaian juga akan menggiring dirinya dan orang lain ke api neraka ( kesengseraan).
Lupa kepada Allah adalah Mendekati dan bahkan melakukan hal hal yang dilarang oleh Allah, meninggalkan syukur dan tidak mengagungkan Allah, lupa untuk persiapan esok dengan mengabaikan masa lampau. Termasuk beribadah / bertindak karena kepentingan jabatan (tahta) / politis adalah hal yang dilarang. Ini juga termasuk melupakan Allah. Karena orang yang beribadah bukan karena Allah sama dengan mempertuhankan yang lainNya.
Apakah Anda melihat banyaknya Para Tokoh Ilmuwan Islam yang tak mampu membedakan Kebenaran dan Kebathilan, Padahal orang itu dididik dengan ILMU PENGETAHUAN cukup lama ? Ini tak lain, karena orang itu kehilangan kewaspadaan untuk dirinya.
Jangan pernah merasa aman dari ancaman Allah !!! Ketika Allah memberi khabar gembira, maka bergembiralah !. Dan ketika Allah sudah memberikan ancaman, maka segeralah buru buru minta ampunan dan rahmatNya segera. Jangan menunda nunda waktu. Ancaman Allah kepada makhluqNya pasti tidak ada yang sanggup menghindarinya.
Mungkin ada yang pernah beranggapan bahwa kita bisa melakukan taubat kepada Allah setelah berbuat salah ( maksiat / munkar), sehingga kesalahan apapun yang dilakukan anda anggap enteng saja. Seolah bisa ditebus besok.
SALAH BANGET !!!
Jika Anda merasa akan bisa bertaubat besok setelah melakukan maksiat / kemunkaran sekarang atau lampau !!! Bisa jadi Anda dilupakan oleh Allah untuk bertaubat atau Anda tidak sempat bertaubat dan terlanjur ajal menjemput.
***
Al Hasyr : 20
لَا يَسۡتَوِيٓ
أَصۡحَٰبُ ٱلنَّارِ وَأَصۡحَٰبُ ٱلۡجَنَّةِۚ أَصۡحَٰبُ ٱلۡجَنَّةِ هُمُ ٱلۡفَآئِزُونَ
٢٠
Tidaklah sama penghuni-penghuni neraka dengan penghuni-penghuni jannah; penghuni-penghuni jannah itulah orang-orang yang beruntung
Pengetahuan Anda TIDAK AKAN BERGUNA jika tak mampu membedakan antara yang haq dan yang bathil. Dan ketidakmampuan untuk membedakan yang haq dan yang bathil juga tidak ditentukan oleh ILMU PENGETAHUAN yang anda pelajari selama ini. Manusia yang berada dalam jalan yang haq itu semata- mata karena bimbingan Allah. Bukan karena kemampuan si orang itu.
Orang Bahagia TIDAK SAMA dengan Orang Sengsara. Berbeda jalan tempuh dan berbeda dalam tujuan perjalanan. Karena itu Kebahagiaan hanya didapat oleh orang-orang yang beriman ( bertaqwa kepada Allah swt)
***
Al Hasyr : 21
لَوۡ أَنزَلۡنَا
هَٰذَا ٱلۡقُرۡءَانَ عَلَىٰ جَبَلٖ لَّرَأَيۡتَهُۥ خَٰشِعٗا مُّتَصَدِّعٗا مِّنۡ خَشۡيَةِ
ٱللَّهِۚ وَتِلۡكَ ٱلۡأَمۡثَٰلُ نَضۡرِبُهَا لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمۡ يَتَفَكَّرُونَ
٢١
Kalau sekiranya Kami turunkan Al-Quran ini kepada sebuah gunung, pasti kamu akan melihatnya tunduk terpecah belah disebabkan ketakutannya kepada Allah. Dan perumpamaan-perumpamaan itu Kami buat untuk manusia supaya mereka berfikir
Jika saja gunung yang begitu keras saja bisa hancur saking takutnya kepada Allah kalau diturunkan Al Quran, bagaimana manusia yang diberikan Al Quran malah kok malah cengengesan, mengabaikan, mengingkari ?!. Betapa kerasnya hati manusia itu !!!
Tapi ada pembelajaran dari ayat tersebut di atas bahwa jika orang sudah bisa berjiwa Al Qurany, maka gunung yang terlihat kokoh saja akan tunduk patuh menurut apa yang diperintahkan si orang tadi. Dan tentu lingkungan pun akan mengikutinya. Bukan orang itu yang mengikuti lingkungan. Tiada lagi pengaruh yang bisa memaksa, memerintah dan mempengaruhi si orang tadi, KECUALI HANYA PERINTAH ALLAH swt.
والله أعلم بالصواب