Kapan Waktu Utama Shalat Isya ?
إِنَّ ٱلصَّلَوٰةَ
كَانَتۡ عَلَى ٱلۡمُؤۡمِنِينَ كِتَٰبٗا مَّوۡقُوتٗا ١٠٣
Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan
waktunya atas orang-orang yang beriman
(QS. An Nisaa: 103)
عَنِ ابْنِ عَبَّاسِ أَخَّرَ
النَّبِيُ صَلَّى اللهِ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ هَذِهِ الصَّلاَةِ فَجَاءَ
عُمَرُفَقَالَ يَارَسُوْلَ اللهِ رَقَدَالنِّسَاءُ وَالْوِلْدَانُ فَخَرَجَ
وَهُوَيَمْسَحُ الْمَاءَ عَنْ شِقِّهِ يَقُوْلُ إِنَّهُ لَلْوَقْتُ لَوْلاَ اَنْ
اَشُقَّ عَلَى اُمَّتىِ(رواه البخارى)
Dari Ibnu Abbas ra; katanya: Nabi saw. melambatkan shalat
ini (shalat Isya’), maka datanglah Umar ra. Mengatakan: “Ya Rasulullah!
orang-orang perempuan dan anak-anak telah tidur!” Nabi datang sambil menyapukan
air dari sebelah mukanya dengan mengucapkan: “Sesungguhnya inilah waktu (yang
baik), kalau kiranya tidak akan memberatkan umatku”.
(HR. Bukhory)
قَالَ عَطَاءٌ سَمِعْتُ ابْنَ
عَبَّاسٍ يَقُوْلُ اَعْتَمَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهِ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
لَيْلَةً بِا لْعِشَاءِ حَتَّى رَقَدَ النَّاسُ وَاسْتَيْقَظُوْا
وَرَقَدُوْاوَاسْتَيْقَظُوْا فَقَامَ عُمَرُبْنِ الْخَطَّابِ فَقَالَ الصَّلاَةَ
قَالَ عَطَاءٌ قَالَ ابْنُ عَبَّاسٍ فَخَرَجَ نَبِيُّ اللهِ صَلَّى اللهِ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ كَاَ نِّى اَنْظُرُ اِلَيْهِ الآنَ يَقْطُرُ رَأْسُهُ مَاءً
وَاضِعًايَدَهُ عَلَى رَأْسِهِ فَقَالَ لَوْلاَ اَنْ اَشُقَّ عَلَى اُمَّتِى
َلأَمَرْتُهُمْ اَنْ يُصَلُّوْهَا هَكَذَا (رواه البخارى)
Atha mengabarkan bahwa ia mendengar Ibnu Abbas ia
bercerita: pada suatu malam Rasulullah saw. terlambat melakukan shalat Isya’
sehingga jama’ah (yang menunggu beliau) tertidur, kemudian mereka bangun,
tertidur dan bangun pula kembali. Maka berdirilah Umar bin Khathab katanya:
“Shalat !”. Atha menambahkan bahwa Ibnu Abbas mengatakan, “Maka datanglah Nabi
saw. seperti masih kelihatan olehku sekarang air menitik dari kepala beliau dan
beliau meletakkan tangannya di atas kepalanya dan bersabda: “Kalau tidak
memberatkan bagi Ummatku, akan kuperintahkan mereka melakukan shalat Isya’ di
waktu begini”.
(HR. Al Bukhari)