TBS (Ta'awwudz Basmalah Syahadah) TBS (Ta'awwudz Basmalah Syahadah)

قُلْ يَٰٓأَهْلَ ٱلْكِتَٰبِ تَعَالَوْاْ إِلَىٰ كَلِمَةٍۢ سَوَآءٍ بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمْ أَلَّا نَعْبُدَ إِلَّا ٱللَّهَ وَلَا نُشْرِكَ بِهِۦ شَيْـًٔا وَلَا يَتَّخِذَ بَعْضُنَا بَعْضًا أَرْبَابًا مِّن دُونِ ٱللَّهِ ۚ فَإِن تَوَلَّوْاْ فَقُولُواْ ٱشْهَدُواْ بِأَنَّا مُسْلِمُونَ

Katakanlah: "Hai Ahli Kitab, marilah (berpegang) kepada suatu kalimat (ketetapan) yang tidak ada perselisihan antara kami dan kamu, bahwa tidak kita sembah kecuali Allah dan tidak kita persekutukan Dia dengan sesuatu pun dan tidak (pula) sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai Tuhan selain Allah. Jika mereka berpaling maka katakanlah kepada mereka: "Saksikanlah, bahwa kami adalah orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)". (QS. Al Imran [3]: 64)

Qawluna

Apakah Tuhan yang kau sembah samadengan Tuhan yang disembah Muhammad saw ?

Apakah Islam yang kau anut itu samadengan Islam yang dianut oleh Muhammad saw ?

Apakah Kitab yang kau baca itu samadengan Kitab yang dibaca oleh Muhammad saw?

Kapan jiwamu tunduk kepada Pencipta Langit Dan Bumi padahal tubuhmu PASTI tunduk kepada Pencipta Langit Dan Bumi ?

TBS (Ta'awwudz Basmalah Syahadah)

TBS
(Ta’awwudz Basmalah Syahadah)



Sebaiknya setiap hendak beribadah atau melakukan pekerjaan baik diawali dengan TBS (Ta’awudz Basmalah Syahadah) 

***  
Ta’awwudz yang lazim kita kenal adalah : 

أَعُوذُ بِاللّه من الشيطان الرجيم

Aku berlindung kepada Allah dari kejahatan yang terkutuk

Tentu saat anda membaca taawudz, terbersit sebuah harapan di dalam hati bahwa apa yang Anda lakukan tidak ingin dibersamai atau diganggu syaithan ( kejahatan). Tetapi apa iya sih  bacaan yang Anda ucapkan dapat menghalau syaithan ( kejahatan ) ?. 

Nah…Mestinya ketika Anda memohon pertolongan ( perlindungan ) kepada Allah, Anda juga harus BERBUAT untuk memasuki “BENTENG” perlindungan Allah, Bukan hanya sekedar mengucapkan "minta perlindungan" tapi tidak mau berada dalam BENTENG Allah swt. Di dalam benteng Allah tentu Anda harus menjalankan Amar Ma’ruf. dan Nahi Munkar . Bukan hanya amar ma'ruf saja, sedangkan Nahi Munkar enggan dipatuhi. Atau Nahi Munkar melulu tetapi tidak menjalankan Amar Ma'ruf sama sekali.  

Jadi, buat apa Anda membaca Ta'awudz sedangkan Anda masih melakukan khurafat, bid’ah, kefasiqan, kemunafiqan dan kekufuran. Karena essensi dari Ta’awwudz adalah Menghindarkan diri dari kejahatan yang dikutuk Allah swt.   
( Cat : Syaithan yang terkutuk dalam diri kita dan yang paling fatal adalah: Riya dan Takabbur.)  
 
Syaithan yang di luar kita banyak, tetapi jika manusia sudah mendapat perlindungan dari Allah, tentu akan diselamatkan oleh Allah dari semua halangan dan gangguan syaithan yang menggoda.  

Terlalu banyak orang yang pada awalnya rajin ibadah lalu digoda dengan segelintir kenikmatan sesaat saja langsung tergelincir. Itu karena memang orang itu berada di luar Benteng Allah yang kokoh. Banyak amar ma’ruf tak diimbangi Nahi Munkar samadengan memberi kesempatan Syaithan membersamai. Dan sampai kapanpun manusia yang seperti itu akan selalu dikuasai syaithan ( kejahatan) yang dikutuk Allah.

Coba Perhatikan !


فَإِذَا قَرَأۡتَ ٱلۡقُرۡءَانَ فَٱسۡتَعِذۡ بِٱللَّهِ مِنَ ٱلشَّيۡطَٰنِ ٱلرَّجِيمِ  ٩٨   إِنَّهُۥ لَيۡسَ لَهُۥ سُلۡطَٰنٌ عَلَى ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَعَلَىٰ رَبِّهِمۡ يَتَوَكَّلُونَ    ٩٩   إِنَّمَا سُلۡطَٰنُهُۥ عَلَى ٱلَّذِينَ يَتَوَلَّوۡنَهُۥ وَٱلَّذِينَ هُم بِهِۦ مُشۡرِكُونَ ١٠٠ ( النحل : ٩٨ – ١٠٠ )

Apabila kamu membaca Al Quran hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk.  Sesungguhnya syaitan itu tidak ada kekuasaannya atas orang-orang yang beriman dan bertawakkal kepada Tuhannya. Sesungguhnya kekuasaannya (syaitan) hanyalah atas orang-orang yang mengambilnya jadi pemimpin dan atas orang-orang yang mempersekutukannya dengan Allah 
( An Nahl : 98-100)  

Tuh kan…… Kejahatan itu hanya akan menguasai menusia jika manusia itu mempersekutukan kejahatan dengan Allah. 

Karena itulah, Usahakan dalam hidup ini,,,,Jangan membiarkan jiwa kita melakukan Amar Ma’ruf ( erbuat baik)  tapi enggan untuk Nahi Munkar (meninggalkan Kejahatan). Atau sebaliknya.

Jadi mulai sekarang, BERHENTILAH BERIMAJINASI kalau Syaithan itu Jin Mrekayangan, Gendoruwo ataupun Kuntilanak. Karena syaithan yang sesungguhnya selalu mengintai diri ANda setiap saat. Dan terus menerus akan menggelincirkan Anda ke kesesatan. Karena itulah, kita diajari oleh Allah agar "Memohon Perlindungan" kepada Allah Yang Maha Kuasa dan Maha Perkasa. 

***


JANGAN LUPA membaca BASMALAH saat hendak beribadah, bekerja ataupun beramal shaleh. Karena setiap apapun yang Anda lakukan dan tidak disertai basmalah, maka akan putus rahmat dari Allah.


عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ عَنِ النَّبِيِّ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اَنَّهُ قَالَ كُلُّ اَمْرٍ ذِى بَالٍ لاَ يُبْدَ أُ بِبِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ فَهُوَ اَقْطَعٌ (رواه ابودود والنّسائي وابن ماجه)

Tiap suatu perbuatan yang berarti tidak dimulai dengan nama Allah ( بسم الله الرحمن الرحيم ), terputus.
(H.R. Abu Dawud, An Nasa’i dan Ibnu Majjah)   


Inilah basmalah yang lazim : 

بسم الله الرحمن الرحيم

Dengan menyebut Nama Allah aYang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang

Harapan dari setiap manusia yang mengucapkan Basmalah adalah memohon rahmat Allah agar apa yang dilakukannya berhasil dan bernilai ibadah. Karena itu Pengucapan Basmalah itu bukan dilakukan dalam ibadah saja, melainkan juga pada perbuatan2 lainnya yang dianggap baik.  

Mungkin pada sebagian orang ketika ada seseorang yang berhasil dalam usaha lalu ditanya “Apa sih ... amalanmu waktu usaha anu sampai berhasil meraih keuntungan?” lalu orang itu menjawab “Amalanku Cuma baca Basmalah”.  

Nah…...ini dia …..  

Ketika orang ditanya tentang “amalan” , biasanya orang akan berpikir bahwa “amalan itu apa apa yang dibaca berulang ulang”. Tanpa mau menggali pengertian bahwa amalan itu adalah Pekerjaan yang SEHARUSNYA dilakukan. Banyak orang menghubung-hubungkan "apa yang dibaca" dengan keberhasilan dalam melakukan suatu pekerjaan. Tentu ….sah sah saja anggapan seperti itu.  

Tapi, jika kita mau mengkaji lebih jauh, kita akan memahami betapa Allah mempunyai sifat Kasih Sayang dan jika kita menyebutNya berulang ulang tetapi kita tidak mau memupuk kasih sayang pada sesama manusia dan makhluq Allah yang lain,,, Apakah TIDAK MALU ?.   

Bagaimana mengaku mengamalkan Basmalah tetapi kok hasil usahanya malah Bangkrut ?  

Jika kita membaca Basmalah dalam setiap ibadah dan perbuatan baik, maka kita juga harus mengamalkan Basmalah itu juga agar Rahmat Allah melingkupi kehidupannya. Dan Praktek (amalan) yang dimaksud adalah Memupuk Kasih Sayang yang tulus karena Allah.

Ada sekelumit cerita dengan dua orang yang diberi tugas oleh seorang Guru untuk menanam tanaman di kebun. Kedua orang itu diberi bibit yangs sama dan lahan yang sama. Tetapi setelah menjalankan tugasnya masing masing,  hasil keduanya berbeda. Padahal keduanya selalu membaca BASMALAH di setiap kerja.  

Bagaimana ini bisa terjadi ?  
Rupanya orang yang panennya pas pasan, tidak memupuk tanaman. Sedangkan yang panennya melimpah itu memupuk dan menjaga tanaman itu.  

Sang Guru langsung menjabarkan keadaan dua orang muridnya itu, bahwa Praktek Basmalah itu bukan hanya Tancap Bibit tanaman lalu membaca Basmalah terus ditinggalkan tanpa mempraktekan kasih sayang pada tanaman ( makhluq Allah ). Praktek Basmalah itu harus merawat, memupuk dan menjaga kesuburan.  

Itulah sekelumit bagaimana bentuk amalan Basmalah dalam sikap keseharian yang semestinya dilakukan oleh Ummat manusia.  

*** 


Syahadah sebagai bentuk Penyaksian, Pengakuan dan Pengikraran bahwa Tiada Kuasa Pengaruh apapun yang dapat mempengaruhi makhluq kecuali HANYA ALLAH swt saja. 

Pengamalan Syahadah ini semata mata karena untuk menuju Jalan Selamat yang ditetapkan oleh Allah harus melewati Syahadah dulu. 

Dan Ikrar Syahadah itu sesungguhnya pernah diikrarkan manusia ketika belum muncul di alam Rahim….jadi Wajar jika kita harus diingatkan terus untuk menepati Janji / Persaksian dan tidak mengabaikannya.


وَإِذۡ أَخَذَ رَبُّكَ مِنۢ بَنِيٓ ءَادَمَ مِن ظُهُورِهِمۡ ذُرِّيَّتَهُمۡ وَأَشۡهَدَهُمۡ عَلَىٰٓ أَنفُسِهِمۡ أَلَسۡتُ بِرَبِّكُمۡۖ قَالُواْ بَلَىٰ شَهِدۡنَآۚ أَن تَقُولُواْ يَوۡمَ ٱلۡقِيَٰمَةِ إِنَّا كُنَّا عَنۡ هَٰذَا غَٰفِلِينَ ١٧٢

Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): "Bukankah Aku ini Tuhanmu?" Mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi". (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)" 
(QS. Al A’raf: 172)   


Kesaksian Manusia itu tertuang dalam Syahadatayn :

أشهد أن لا إله إلا الله    وأشهد أن محمدا رسول الله

Aku bersaksi bahwa tidak ada pengaruh kecuali Allah
Dan Aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah

Dan kepada umat yang bukan segolongan kitapun, mereka harus kita seru untuk tidak mempersekutukan Allah dengan sesuatyu apapun. Karena itu Syahadah ini bisa disebut “Kalimatin Sawaa” antara Orang Islam dan Ahli Kitab.


قُلۡ يَٰٓأَهۡلَ ٱلۡكِتَٰبِ تَعَالَوۡاْ إِلَىٰ كَلِمَةٖ سَوَآءِۢ بَيۡنَنَا وَبَيۡنَكُمۡ أَلَّا نَعۡبُدَ إِلَّا ٱللَّهَ وَلَا نُشۡرِكَ بِهِۦ شَيۡ‍ٔٗا وَلَا يَتَّخِذَ بَعۡضُنَا بَعۡضًا أَرۡبَابٗا مِّن دُونِ ٱللَّهِۚ فَإِن تَوَلَّوۡاْ فَقُولُواْ ٱشۡهَدُواْ بِأَنَّا مُسۡلِمُونَ   ( ال عمران : ٦٤ )

Katakanlah: "Hai Ahli Kitab, marilah (berpegang) kepada suatu kalimat (ketetapan) yang tidak ada perselisihan antara kami dan kamu, bahwa tidak kita sembah kecuali Allah dan tidak kita persekutukan Dia dengan sesuatupun dan tidak (pula) sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai tuhan selain Allah". Jika mereka berpaling maka katakanlah kepada mereka: "Saksikanlah, bahwa kami adalah orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)"
( Ali Imran : 64)  

***

Akhirnya,,,,jika orang sudah terbiasa akan mengalirlah semua dzikir qawli kita sebagai awal dari dzikir fi'ly:

أَعُوذُ بِاللّه من الشيطان الرجيم
بسم الله الرحمن الرحيم
أشهد أن لا إله إلا الله    وأشهد أن محمدا رسول الله


Kemudian ditutup dengan munajat ( Memohon kepada Allah) memohon Limpahan RahmatNya :

يا أرحم الرحمين – إرحمنا  إرحمنا  إرحمنا  - يا ذاالجلال والإكرام


***

Jadi  membaca TBS berbeda dengan mengamalkan TBS. Beda sekali. Tetapi bacaan yang terus menerus akan mengajari diri sendiri agar menepati apa yang dibacanya itu. Membaca TBS termasuk Dzikir Qawli. sedangkan mengamalkannyannya termasuk Dzikir Fi'ly

Dan Anda jangan sampai beranggapan orang yang paling tinggi ilmunya tidak akan tergoda oleh syaithan. Salah banget anggapan seperti itu. Lathifah Allah bekerja sangat halus dan diberikan kepada siapapun yang dikehendakiNya. 


والله اعلم بالصواب


SHARE :