Kenapa Batas Imkanur Rukyah Harus 2º ?
Begini,
....
Bulan
bergerak menjauhi Matahari ke Timur dengan kecepatan 0º 30’ 28,6” per jam sedangkan Bumi mengelilingi
Matahari ke arah Timur sebesar 15º per jam.
Itu artinya gerakan Bumi 1º sama dengan 0º 2’ 1,91” gerakan Bulan.
Gerakan Bulan
|
Gerakan Bumi
|
0º 30’
28,6”
|
15º
|
1º
|
29º 2’
1,91”
|
0º 2’
1,91”
|
1º
|
Gerakan
Bumi sebesar 1º sama dengan 0º 2’ 1,91" gerakan Bulan (0º 30’ 28,6" : 15). Sebaliknya gerakan Bulan sebesar 1º sama
dengan 29º 31’ 50,84" gerakan Bumi (1º = 0º 30’ 28,6" × 15).
Jika
persyaratan imkanurrukyah (visibilitas ) itu sebesar 2º dan Ketinggian
hilal 3º 6’ , maka :
( 3º 6’ - 2º ) / 0º 30’ 28,6” x 15 = 32º 29’ 1,92”
Berdasarkan perhitungan di atas, batas matlak ke arah Timur dari markaz rukyat
dapat dihitung dengan salah satu di antara dua rumus berikut ini:
Untuk Mathla’
Jakarta yang berada pada 106º 49’ jika ditambahkan 32º 29’ 1,92”, maka :
( 106º 49’ + 32º 29’ 1,92”)
= 139º 18’ 1,92”
Anda tahu
di mana bujur 139º 18’ 1,92” ? Itu hampir di posisi Merauke ( Papua ) yang
berada pada bujur 140º 27’ BT
Jadi,
batas imkanur rukyah 2º itu Keputusan Politik. Bukan Qanun dalam Ilmu
Hisab atau Dalil Ilmu Hisab. Tapi agar pada ketinggian yang dimaksud, hilal dapat dirukyat di semua
titik di daratan Indonesia.
Ini yang
dimaksud mathla’ Global ( untuk 3 wilayah zona waktu yang berbeda). Bagaimana jika
seluruh Negara Asean berembug mathla’ Global ? Tentu Irtifak Hilal diharuskan
lebih tinggi daripada 3º 6’ agar visibilitas hilal dimungkinkan dapat
dilihat dari semua titik daratan ASEAN.
Berdasarkan
uraian di atas, batas minimal irtifa’
hilal yang disyaratkan untuk penyatuan matlak ASEAN adalah dapat dihitung.
Secara geografis ASEAN terbentang pada 95º sampai dengan 140º 27’ bujur Timur,
dan pada 15º lintang Utara sampai 10º lintang Selatan. Berdasarkan perhitungan
bahwa 1º gerak rotasi Bumi sama dengan 0º 2’ 1,91" gerakan Bulan ke arah
Timur menjauhi Matahari seperti
telah dikemukakan di atas, maka untuk penyatuan matlak ASEAN disyaratkan bahwa
pada wilayah yang paling Barat, yakni pada 95º bujur Timur, ketinggian hilal minimal
adalah sebesar derajat batas imkanur-
ru’yah, dalam hal ini 2º + (140º 27’ - 95º × 0º 2’ 1,91") = 3º 32’
20,81".
Apakah
Hilal di bawah 3º 6’ tidak dapat dilihat ?
Inilah Data Ketinggian Hilal Ramadlan Dan Syawal
Dari Tahun 1390 H s/d 1410 H
AWAL BULAN
|
KONVERSI
|
TINGGI HILAL
|
RUKYAT
|
NO. SK
|
Ramadan 1390
|
Sabtu, 31 Des 1970
|
0° 8’ 17”
|
Berhasil
|
264/1970
|
Syawal 1392
|
Selasa, 7 Nov 1972
|
2° 30’ 25”
|
Berhasil
|
-/1972
|
Ramadan 1395
|
Ahad, 7 Sept 1975
|
0° 42’ 33”
|
Berhasil
|
42/1975
|
Syawal 1395
|
Senin, 6 Oktober 1975
|
2° 23’ 22”
|
Berhasil
|
-/1975
|
Syawal 1396
|
Sabtu, 25 Sept1976
|
0° 44’ 54”
|
Berhasil
|
-/1976
|
Syawal 1401
|
Sabtu, 1 Agustus 1981
|
2° 52’ 45”
|
Berhasil
|
65/1981
|
Syawal 1402
|
Kamis, 22 Juli 1982
|
8° 26’ 31”
|
Berhasil
|
68/1982
|
Syawal 1404
|
Sabtu, 30 Juni 1984
|
2° 51’ 8”
|
Berhasil
|
53/1984
|
Syawal 1407
|
Jum’at, 29 Mei 1987
|
0° 26’ 39”
|
Berhasil
|
81/1987
|
Ramadan 1409
|
Jum’at, 7 April 1989
|
0° 56’ 30”
|
Berhasil
|
70/1989
|
Ramadan 1410
|
Rabu, 28 Maret 1990
|
5° 20’ 46”
|
Berhasil
|
51/1990
|
Dari data
tersebut, ternyata untuk merukyat hilal, tidaklah minimal 2º. Persyaratan 2º itu
hanya Keputusan Politik. Artinya bukan Qanun Hisab. Dan keberhasilan merukyat
hilal ternyata tidak selalu harus 2º. Bahkan
di bawah 1º pun masih bisa dirukyat.
Setelah
Anda memahami arti 2º untuk imkanurrukyah dan itu berarti Irtaf’
hilal 3º 6’, masihkah Anda mengikuti qaidah mathla’
global yang banyak dibicarakan oleh para Para Komentator HIsab ?
Satu hal,
yang harus anda pertimbangkan, Apakah jika Anda memasuki waktu dhuhur, orang
lain di belahan daerah lain juga memasuki waktu yang sama dengan waktu yang
lagi anda alami itu ? tentu tidak khan ?.
Nah,
sekarang Anda bisa mengambil sikap setelah Anda bisa menghitung hisab sendiri. Inilah ribetnya jika Urusan ibadah dicampur dengan kepentingan lainnya. Jadi Ribet