Kenapa 2º ? Kenapa 2º ?

قُلْ يَٰٓأَهْلَ ٱلْكِتَٰبِ تَعَالَوْاْ إِلَىٰ كَلِمَةٍۢ سَوَآءٍ بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمْ أَلَّا نَعْبُدَ إِلَّا ٱللَّهَ وَلَا نُشْرِكَ بِهِۦ شَيْـًٔا وَلَا يَتَّخِذَ بَعْضُنَا بَعْضًا أَرْبَابًا مِّن دُونِ ٱللَّهِ ۚ فَإِن تَوَلَّوْاْ فَقُولُواْ ٱشْهَدُواْ بِأَنَّا مُسْلِمُونَ

Katakanlah: "Hai Ahli Kitab, marilah (berpegang) kepada suatu kalimat (ketetapan) yang tidak ada perselisihan antara kami dan kamu, bahwa tidak kita sembah kecuali Allah dan tidak kita persekutukan Dia dengan sesuatu pun dan tidak (pula) sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai Tuhan selain Allah. Jika mereka berpaling maka katakanlah kepada mereka: "Saksikanlah, bahwa kami adalah orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)". (QS. Al Imran [3]: 64)

Qawluna

Apakah Tuhan yang kau sembah samadengan Tuhan yang disembah Muhammad saw ?

Apakah Islam yang kau anut itu samadengan Islam yang dianut oleh Muhammad saw ?

Apakah Kitab yang kau baca itu samadengan Kitab yang dibaca oleh Muhammad saw?

Kapan jiwamu tunduk kepada Pencipta Langit Dan Bumi padahal tubuhmu PASTI tunduk kepada Pencipta Langit Dan Bumi ?

Kenapa 2º ?

Kenapa Batas Imkanur Rukyah Harus 2º ?



Begini, ....


Bulan bergerak menjauhi Matahari ke Timur dengan kecepatan 0º 30’ 28,6” per jam sedangkan Bumi mengelilingi Matahari ke arah Timur sebesar 15º per jam. Itu artinya gerakan Bumi 1º sama dengan 0º 2’ 1,91” gerakan Bulan.

Gerakan Bulan
Gerakan Bumi
0º 30’ 28,6”
          15º
1º
          29º 2’ 1,91”
0º 2’ 1,91”
            1º


                              
Gerakan Bumi sebesar 1º sama dengan 0º 2’ 1,91" gerakan Bulan (0º 30’ 28,6" :  15). Sebaliknya gerakan Bulan sebesar 1º sama dengan 29º 31’ 50,84" gerakan Bumi (1º =  0º 30’ 28,6" × 15).   

Jika persyaratan imkanurrukyah (visibilitas ) itu sebesar 2º dan Ketinggian hilal 3º 6’ , maka :

( 3º 6’ - 2º ) / 0º 30’ 28,6” x 15 = 32º 29’ 1,92”


Berdasarkan perhitungan di atas, batas matlak ke arah Timur dari markaz rukyat dapat dihitung dengan salah satu di antara dua rumus berikut ini:

Untuk Mathla’ Jakarta yang berada pada 106º 49’ jika ditambahkan 32º 29’ 1,92”, maka :
( 106º 49’ + 32º 29’ 1,92”) = 139º 18’ 1,92”

Anda tahu di mana bujur 139º 18’ 1,92” ?  Itu hampir di posisi Merauke ( Papua ) yang berada pada bujur 140º 27’ BT

Jadi, batas imkanur rukyah 2º itu Keputusan Politik. Bukan Qanun dalam Ilmu Hisab atau Dalil Ilmu Hisab. Tapi agar pada ketinggian yang dimaksud, hilal dapat dirukyat di semua titik di daratan Indonesia.

Ini yang dimaksud mathla’ Global ( untuk 3 wilayah zona waktu yang berbeda). Bagaimana jika seluruh Negara Asean berembug mathla’ Global ? Tentu Irtifak Hilal diharuskan lebih tinggi daripada 3º 6’ agar visibilitas hilal dimungkinkan dapat dilihat dari semua titik daratan ASEAN.

Berdasarkan uraian di atas, batas minimal  irtifa’ hilal yang disyaratkan untuk penyatuan matlak ASEAN adalah dapat dihitung. Secara geografis ASEAN terbentang pada 95º sampai dengan 140º 27’ bujur Timur, dan pada 15º lintang Utara sampai 10º lintang Selatan. Berdasarkan perhitungan bahwa 1º gerak rotasi Bumi sama dengan 0º 2’ 1,91" gerakan Bulan ke arah Timur menjauhi Matahari seperti telah dikemukakan di atas, maka untuk penyatuan matlak ASEAN disyaratkan bahwa pada wilayah yang paling Barat, yakni pada 95º bujur Timur, ketinggian hilal minimal adalah sebesar derajat batas  imkanur- ru’yah, dalam hal ini 2º + (140º 27’ - 95º × 0º 2’ 1,91") = 3º 32’ 20,81". 

Apakah Hilal di bawah 3º 6’ tidak dapat dilihat ?

Inilah Data Ketinggian Hilal Ramadlan Dan Syawal Dari Tahun 1390 H s/d 1410 H

AWAL BULAN
KONVERSI
TINGGI HILAL
RUKYAT
NO. SK
Ramadan 1390
Sabtu, 31 Des 1970
0° 8’ 17”
Berhasil
264/1970
Syawal 1392
Selasa, 7 Nov 1972
2° 30’ 25”
Berhasil
-/1972
Ramadan 1395
Ahad, 7 Sept 1975
0° 42’ 33”
Berhasil
42/1975
Syawal 1395
Senin, 6 Oktober 1975
2° 23’ 22”
Berhasil
-/1975
Syawal 1396
Sabtu, 25 Sept1976
0° 44’ 54”
Berhasil
-/1976
Syawal 1401
Sabtu, 1 Agustus 1981
2° 52’ 45”
Berhasil
65/1981
Syawal 1402
Kamis, 22 Juli 1982
8° 26’ 31”
Berhasil
68/1982
Syawal 1404
Sabtu, 30 Juni 1984
2° 51’ 8”
Berhasil
53/1984
Syawal 1407
Jum’at, 29 Mei 1987
0° 26’ 39”
Berhasil
81/1987
Ramadan 1409
Jum’at, 7 April 1989
0° 56’ 30”
Berhasil
70/1989
Ramadan 1410
Rabu, 28 Maret 1990
5° 20’ 46”
Berhasil
51/1990


Dari data tersebut, ternyata untuk merukyat hilal, tidaklah minimal 2º. Persyaratan 2º itu hanya Keputusan Politik. Artinya bukan Qanun Hisab. Dan keberhasilan merukyat hilal ternyata tidak selalu harus 2º. Bahkan di bawah 1º pun masih bisa dirukyat.

Setelah Anda memahami arti 2º untuk imkanurrukyah dan itu berarti Irtaf’ hilal 3º 6’, masihkah Anda mengikuti qaidah mathla’ global yang banyak dibicarakan oleh para Para Komentator HIsab ?

Satu hal, yang harus anda pertimbangkan, Apakah jika Anda memasuki waktu dhuhur, orang lain di belahan daerah lain juga memasuki waktu yang sama dengan waktu yang lagi anda alami itu ? tentu tidak khan ?.

Nah, sekarang Anda bisa mengambil sikap setelah Anda bisa menghitung hisab sendiri. Inilah ribetnya jika Urusan ibadah dicampur dengan kepentingan lainnya. Jadi Ribet

SHARE :