Salibis Menuduh Muslim Menyembah Batu
Selama ini Umat Salibis menganggap Umat Islam menyembah batu.
Entah yang dimaksud hajar aswad (batu hitam) atau ka'bah (Kotak hitam).
Ada yang menuduh Islam menyembah batu dan ada juga yang menuduh
Islam menyembah berhala dengan anggapan kalau ka'bah itu warisan Hindu.
I. Qiblat ( قبلة )
Hal yang perlu dicatat adalah Ka'bah HANYA sekedar Qiblat ( قبلة ).
Qiblat / kiblat = Arah.
Tentang Qiblat / Kiblat ~ "arah" ini mungkin akan dapat
dipahami jika kita mencoba memahami bahwa makhluk itu berdimensi dan
berarah.
Begini,,,,, saya mau tanya ADAKAH makhluk di dunia dari mulai
kutu, kecoa, tumbuhan, binatang, jin, iblis, Malaikat dan Manusia yang tubuhnya
TIDAK PUNYA ARAH atau TIDAK MENGHADAP KE ARAH ?. Kalau ada, berarti tak
berdimensi. Arah yang kita pahami selama ini adalah : kanan, kiri, depan
belakang, atas dan bawah. Atau bisa juga orang menyebut utara, selatan, barat
dan timur.
TIDAK MUNGKIN ada makhluk yang tak punya arah. Karena itulah
sebagai pemersatu arah, umat Islam diperintahkan mengarahkan badannya ke satu
arah bersama, yaitu KIBLAT.
Jadi Islam memandang qiblat itu hanya untuk "mempersatukan /
menyeragamkan arah". Bukan menyembahnya. Dan menghadap kiblat juga hanya
untuk ibadah yang mengandung gerakan tubuh / badan, seperti shalat dan thawaf.
Sedangkan untuk ibadah lainnya yang tidak mengandung gerakan
tubuh, maka Umat Islam tidak mengarahkan badannya ke Ka'bah. Seperti orang
puasa dan zakat , orang Islam tidak mengarahkan badan/ tubuh menghadap ke
Ka'bah.
Sebelum Umat Islam menghadapkan arahnya ke Ka'bah, Umat Islam juga
diperintahkan menghadap ke Baytul Maqdis (di Palestina). Namun setelah turun
perintah menghadap ke arah Ka'bah, maka Umat Islampun berkiblat ke Ka'bah. (QS.
2:144)
Dan siapapun perlu mengetahui bahwa bukan menghadap qiblat yang
merupakan suatu ibadah / kebaikan itu, melainkan keimanan dan ketaqwaan orang
lah yang akan dilihat Allah. (QS. 2:177).
Kalau ada pertanyaan , "kalau cuman arah doang, ngapain jauh
jauh harus datang ?".
Untuk orang yang jauh tapi datang, tak perlu jadi bahan
pertanyaan. Karena ini menyangkut masalah iman dan cinta. Tidak ada thawaf,
selain keliling Ka'bah. Tidak ada orang sa'i selain Shafa Marwah, tiada orang
wuquf selain arafah. Jadi tidak di depan Ka'bah melulu. Semua ada aturan
mainnya. Dan inilah bagian dari perjuangan jiwa. .
II. Ka'bah Dituduh Bekas Kuil Hindu
Tuduhan :
Di dalam Ka'bah terdapat sebuah manuskrip yg merujuk kepada raja
Vikramaditya yang menyatakan bahwa jazirah Arab dulu merupakan bagian dari
Kerajaan Vikramaditya dari India.
Teks manuskrip Vikramaditya yg ditemukan dlm piring emas yg
digantung di dalam kuil Kabah di Mekah ini, dicatat pada halaman 315 dari buku
yg berjudul 'Sayar-ul-Okul' (kata-kata berkesan) yg disimpan dalam perpustakaan
Makhtab-e-Sultania di Istanbul, Turki. Sebagian manuskrip tersebut berbunyi
sebagai berikut;
'Itrashaphai Santu Ibikramatul Phahalameen Karimun Yartapheeha
Wayosassaru Bihillahaya Samaini ElaYundan blabin Kajan blnaya khtoryaha sadunya
kanateph netephi bejehalin Atadari bilamasa-rateen phakef tasabuhu kaunnieja
majekaralhada walador. As hmiman burukankad toluho watastaru hihila
Yakajibaymana balay kulk amarena phaneya jaunabilamary Bikramatum. Motakabberen
Sihillaha Yuhee Quid min howa Yapakhara phajjal asari nahone osirom bayjayhalem'
(Halaman 315 Sayar-ul-okul).
Yang artinya : ' Beruntunglah mereka yg lahir (dan hidup) selama
kuasa raja Vikram. Ia seorang penguasa penuh kasih, terhormat dan berbakti pada
penduduknya. Namun pada saat itu, kami Arab, tidak peduli pada Tuhan, tenggelam
dalam kenikmatan sensual. Komplotan dan penyiksaan merajalela. Kami, Arab,
terjerat dalam kegelapan (jahiliyah) namun pendidikan yang disebar raja
Vikramaditya tidak mencampakkan kami, orang-orang asing.Ia menyebarkan agama
sucinya di antara kami dan mengirimkan ahli-ahli yang kepintarannya bersinar
seperti matahari dari negaranya ke negara kami.'
Raja Vikramaditya memang terkenal penyembah Siwa. Di Ujjain
(India), ibukota Vikramaditya, ada kuil dewa Siva yang terkenal Mahankal, yg
diasosiasikan dengan Vikramaditya.
Dengan manuskrip tadi, orang menuduh :
a. Raja Vikramaditya sebagai pendiri kuil siva yang sekarang
disebut Ka'bah.
b). Hajar aswad berasal dari Lingga. Karena Ciri terpenting dari
praktek pemujaan Dewa Siva adalah adanya Lingga yang biasanya berbentuk batu
hitam yang lonjong dan Yoni sebagai alasnya. Batu Hajar Al-Aswad yang disentuh
dan dicium saat menunaikan ibadah haji sangat sesuai dengan bentuk lingga Siva.
Tanggapan :
Tuduhan itu sangat di luar batas sejarah. Sangat mustahil dinilai
dari segi keilmuan manapun bahwa Ka'bah didirikan oleh Raja Vikramaditya,
karena Raja tersebut berkuasa pada Abad Pertama (Era Nabi Isa As). Bagaimana
mungkin ka'bah yang dibangun oleh Nabi Ibrahim dan Ismail AS ini SEZAMAN dengan
zaman Nabi Isa As ? bahkan di ka'bah sudah jelas ada telapak kaki Nabi Ibrahim.
Lagian pada masa Hindu Generasi Awal (veda), yang disembah
bukanlah dewa siwa, tapi Bathara Indra, Indra adalah Raja para Dewa. Waktu itu
siva masih bernama Rudra, dewa ecek-ecek.
Baru setelah beberapa abad, Hindu sudah mulai tenar di India,
muncul konsep Tiga Dewa, Trimurti Brahma-Siva-Visnu... Siva yang paling banyak
disembah karena paling kejam dan sadis, disembah supaya Rudra (yang berganti
nama jadi Siva supaya lebih lembut) senang dan tidak lagi membuat kekacauan.
Sedangkan lambang dari Siva adalah Lingga.
Jadi tidak nyambung sama sekali antara Kuil Vikramaditya dengan
Ka'bah dan Hajar Aswad dengan Lingga.
III). Bayt Allah ( بيت الله )
Di sini, tidak akan dipaparkan bayt Allah menurut bibel atau
talmud. Karena kata "bayt" berasal dari Bahasa Arab dan terkonsep
dengan jelas ada di Al Quran.
Tentang apa pengertian 'bayt Allah' menurut bibel atau talmud,
silakan definisikan sendiri menurut kitabnya masing2.
Tentang bagaimana bayt Allah , maka Al Quran banyak memaparkannya
di QS. 2 : 125 , QS. 3 : 96 - 97, QS. 5 : 97, QS. 5 : 2
'Bayt' ~ Rumah , sehingga 'bayt Allah' secara harfiyah adalah
'rumah Allah'.
Apakah dengan adanya 'rumah Allah' berarti menunjukkan Allah itu
tinggal atau bersemayam di rumah itu ?.x Tentu saja tidak. Karena menyandingkan
sesuatu dengan Lafdhul Jalalah, berarti 'penghormaatan' .
1. Kata بيت الله > 'Rumah Allah' . Artinya Tempat
/bangunan yang diberi kehormatan dan keutamaan oleh Allah
2. Kata رب هذه البلدة > 'Tuhan negeri ini,
Artinya negeri yang dimaksud mendapatkan kehormatan oleh Allah dan
memang itu tanah haram.
3. Kata كتاب الله > 'Kitab Allah.'
Artinya sebuah kitab yang diberi penghormatan sehingga kitab itu
disebut Kitab Suci
4. Kata روح الله > "Ruh Allah".
Artinya Ruh yang telah diberi berkat dan kehornatann oleh Allah.
Bukan Roh samadengan Allah.
5. dll
Jika ada anggapan bayt Allah itu tempat bersemayamnya Allah secara
leksikal, maka itu anggapan SALAH. Karena sesungguhnya Allah tidak dibatasi
dimensi. Tidak seperti doktrin agama lain yang mengatakan "Tuhan ada di
sorga". Tentu saja keyakinan seperti itu akan melemahkan Tuhan. Karena
kalau Tuhan ada di sorga, maka Tuhan berdimensi dan menempati ruang.
Tuhan tidak seperti dan seperti. Tuhan tidak seumpama dan
seumpama. Dan tidak setara dengan anu. Tuhan Maha Suci dari anggapan2 manusia.
Dia tak terjangkau dengan akal dan fikir. Dan tidak akan berafiliasi dengan
sifat2 makhkuk.
IV. Ibadah ( عبادة )
'Ibadah' atau 'ibadat' berasal dari bahasa arab. Artinya
"Budak /Hamba". Jika ada yang menanyakan apa bentuk ibadah itu, maka
jawabannya adalah "amal / sikap seorang budak terhadap Raja."
Jadi ,,,Jangan menyebut ahli ibadah kalau tidak merasa jadi hamba
/budak Tuhan. Karena itulah titel tertinggi bagi manusia adalah عبدالله "Abdullah"
(Hamba Allah).