Hisab Awal Bulan Hijriyah Hisab Awal Bulan Hijriyah

قُلْ يَٰٓأَهْلَ ٱلْكِتَٰبِ تَعَالَوْاْ إِلَىٰ كَلِمَةٍۢ سَوَآءٍ بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمْ أَلَّا نَعْبُدَ إِلَّا ٱللَّهَ وَلَا نُشْرِكَ بِهِۦ شَيْـًٔا وَلَا يَتَّخِذَ بَعْضُنَا بَعْضًا أَرْبَابًا مِّن دُونِ ٱللَّهِ ۚ فَإِن تَوَلَّوْاْ فَقُولُواْ ٱشْهَدُواْ بِأَنَّا مُسْلِمُونَ

Katakanlah: "Hai Ahli Kitab, marilah (berpegang) kepada suatu kalimat (ketetapan) yang tidak ada perselisihan antara kami dan kamu, bahwa tidak kita sembah kecuali Allah dan tidak kita persekutukan Dia dengan sesuatu pun dan tidak (pula) sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai Tuhan selain Allah. Jika mereka berpaling maka katakanlah kepada mereka: "Saksikanlah, bahwa kami adalah orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)". (QS. Al Imran [3]: 64)

Qawluna

Apakah Tuhan yang kau sembah samadengan Tuhan yang disembah Muhammad saw ?

Apakah Islam yang kau anut itu samadengan Islam yang dianut oleh Muhammad saw ?

Apakah Kitab yang kau baca itu samadengan Kitab yang dibaca oleh Muhammad saw?

Kapan jiwamu tunduk kepada Pencipta Langit Dan Bumi padahal tubuhmu PASTI tunduk kepada Pencipta Langit Dan Bumi ?

Hisab Awal Bulan Hijriyah

PERHITUNGAN AWAL BULAN HIJRIYAH




Kita akan menghitung Awal Bulan Dzulhijjah 1440 H. Perhitungan dilakukan di YPMS Tambun Selatan- Bekasi  dengan posisi   Lintang Ф = -6º -15’ -8,85” ,   Bujur λ=107º 03’ 6,343” ( TimeZone = 7 jam ), Ketinggian (r) = 10 m dpl dan Persiapkan Data Ephemeris yang bisa didownload dari Depag  



A. Hisab Urfi / Konversi Hijriyah ke Miladiyah ( Masehi )


Awal Dzulhijjah(12) 1440 H itu artinya Akhir dari DzulQaidah(11) 1440 H, yang secara astronomis dapat ditulis :  telah  berlalu  29 hari + 11 bulan + 1439 tahun


1439 : 30
=47 daur + (sisa) 29 tahun   ....................................................................*)
47  x 10631
=  499657  hari
...................**)
29 x 254 + 11
=    10277  hari
.................***)

11 bulan   =   6 bln genap (30) + 5 bln ganjil (29)
6   x 30
=         180  hari

5  x 29             
=         145  hari

29 hari                                                                                   
=           29  hari    +

Jumlah Hari dari 1-1-1 H
=  510288  hari   
.....................****)
Selisih hari Masehi - Hiriyah
=  227016  hari 
( khilafiyah 227015 hari) *****)
Anggaran Georgius XIII
=          13  hari  +

Jumlah hari dari tanggal 1-1-1 M
=  737317  hari

737317 / 1461   ...........................................................................................******)
= 504 Daur + 973 hari     


504 x 4            
=  2016  tahun

973 / 365
=        2  tahun + 243 hari +  ........*******)    

= 2018   tahun + 243  hari
243 hari = 31 +28 + 31 + 30 +31 + 30 + 31   =  7  bulan        ..................********)


Akhir Dzulhijjah 1440 H yang artinya telah melewati 1439 tahun + 11 bulan + 29 hari (dalam hijriyah ) sama dengan telah melewati 2018 tahun + 7 bulan + 0 hari ( dalam miladiyah / Masehi ) = 1 – 08 – 2019

Jadi secara hisab urfi, 1 Dzulhijjah 1440 H = 1 Agustus 2019

*)  30 adalah Daur dalam perhitungan tahun Hijriyah, di mana pada setiap 30 tahun, peredaran bulan akan mempunyai jumlah hari yang sama
**) 10631 adalah jumlah hari yang tetap dalam setiap Daur Tahun Hijriyah
***) 11 adalah penambahan hari untuk setiap melewat tahun kabisat. Penambahan angka ini mengikuti sisa pembagian ke daur. Tahun Kabisat Hijriyah  2, 5, 7, 10, 13, 16, 18, 21, 24, 26 dan 29 . Jika pembagian ke daur ada sisa 4 tahun ( 2 < s < 5 ), maka ada penambahan 1 hari. Jika pembagian ke daur ada sisa 12 tahun (10 < s < 13), maka penambahan 4 hari (10<s<13) . Dan  jika sisa pembagian ke daur ada 29, maka penambahan sebanyak 11 hari
****) itu artinya jumlah yang telah dilewati dari tanggal 1 -1 -1 H
*****) Khilafiyah ini karena perbedaan pandangan ada yang mengatakan Nabi Hijrah pada hari Kamis dan ada yang mengatakan pada hari Jumat
******) Angka 1461 adalah Jumlah hari tetap untuk setiap daur Masehi
*******) Angka 365 hari adalah angka tetap untuk jumlah hari dalam 1 tahun Masehi ( yang bukan kabisat)
********) Angka 28 bisa berubah menjadi 29 jika perhitungan berada di tahun kabisat. Karena setelah 2018 itu 2019 bukan tahun Kabisat, maka angka 28 tetap (tidak mendapatkan penambahan 1 )


Untuk mengetahui hari apa di tanggal itu, kita ambil dari Jumlah hari dari tanggal 1 – 1 – 1 H, yaitu 510288
510288 / 7 = 72898  + sisa 2      ( dihitung dari hari 0 =Jumat, berarti 2 = Ahad )


Nah, setelah kita melakukan aritmatik Kalender, Apakah awal DzulHijjah 1440 H bersesuaian dengan 1 Agustus 2019 ?. Jawabannya Belum tentu. Kita masih harus menyelesaikan perhitungan lanjutan sebagai bagian dari persyaratan Bulan baru Hijriyah.

Anda harus tahu bahwa untuk penanggalan Masehi, anda boleh membuat jumlah hari dalam satu bulan ada 32 hari atau 40 hari, sesuka Anda. Yang penting dalam setahun ada 365 hari. Cobalah bertanya kenapa Jumlah hari dalam Februari ada 28, bukan 30 hari. Jawabannya adalah suka suka mereka yang bikin penanggalan. Dan berapa kali penanggalan Masehi mengalami revisi karena tidak punya acuan untuk awal bulan baru.

Berbeda dengan penanggalan Hijriyah, Anda tidak bisa membuat jumlah hari dalam setiap bulan 31 hari atau lebih. Kenapa ?. karena untuk setiap Awal Bulan baru, ada kriteria yang tak boleh dilanggar :
a. Harus mengalami Ijtimak (Konjungsi ) sebelum ghurub ( matahari tenggelam )
b. Harus Wujudul Hilal ( bahkan ada yang mengharuskan Imkanur Ru’yah )
c. Pada saat Ghurub, Hilal di atas ufuk  ( bahkan ada yang manambah persyaratan lainnya )

Jadi, tak akan bisa penanggalan Hijriyah berjumlah 31 hari ke atas. Paling mentok hanya 30 hari kurang sekian jam yang secara global dibuat berselang selang 29 dan 30 untuk penanggalan Urfi.

OK, kita lanjutkan


********


B. Hisab Tahqiqi

Perhitungan Tahqiqi adalah perhitungan untuk mengetahui saat Ijtimak, kondisi Hilal dan hal hal yang berhubungan dengan persayaratan bulan baru lainnya. Jika Hasil Hisab urfi tidak memenuhi Hisab Tahqiqi, maka Bulan Baru Hijriyah akan mengikuti Hisab Tahqiqi. Karena persyaratan Bulan Baru Hijriyah bersifat kumulatif yang harus terpenuhi semuanya.

Persiapkan Data Ephemeris Matahari dan Bulan pada tanggal 1 – 8 – 2019, sehari sebelumnya dan sesudahnya.  Cari FIB (Fraction Illumination Bulan) dari ketiga tanggal itu

FIB tanggal 31- 07 – 2019  = 0,00050 pada jam 24 WU
FIB tanggal 1 – 8 – 2019    = 0,00027 pada jam  3 WU
FIB tanggal 2 -  8 – 2019    = 0,01192 pada jam  0 WU

FIB terkecil ada pada tanggal 1 – 8 – 2019 , maka itulah yang akan jadi dasar patokan kita menghitung Ijtimak

Sekarang sorot Tabel Ephemeris pada tanggal 1 – 8 – 2019   jam 03 WU


1. Hitung Saat Ijtimak

Lihat ALB (Apparent Longitude Bulan ) pada jam 3 WU daan jam apitnya. Dan  ELM (Ecliptic Longitude Matahari ) pada jam 03 WU dan pada jam apitnya.

Jika  ELM > ALB , maka jam apitnya adalah Jam di FIB Terkecil dan jam sesudahnya
Jika  ELM < ALB , maka jam apitnya adalah Jam di FIB Terkecil dan jam sebelumnya

Pada 1 – 8 – 2019 di jam 03 WU,
ELM = 128º 36’ 60”
ALB =  128º 28’ 30”

Karena ELM > ALB , maka jam apit untuk perhitungan adalah jam sesudahnya, yaitu jam 04 WU

ELM pada jam 04 WU = 128º 39’ 23”
ALB pada jam 04 WU  = 129º 05’ 52”

* Kecepatan Gerak Matahari ( Sabaq Matahari ) :
M’ =ELM2 -  ELM1 =  128º 39’ 23” – 128º 36’ 60” = 2’ 23’

* Kecepatan Gerak Bulan ( Sabaq Bulan ) :
B’ = ALB2 – ALB1 = 129º 05’ 52” – 128º 28’ 30” = 37’ 22”

* Selisih Kecepatan antara Sabaq Bulan dan Matahari
S’ =| B’ – M’ | = 37’ 22” – 2’ 23” =  34’ 59”

* Jarak Antara Matahari dan Bulan :
J’ = ELM1 – ALB1 = 128º 36’ 60”  - 128º 28’ 30”  = 8’ 30”

* Titik Ijtimak :
=J’ : S’ =  ( 8’ 30” ) : ( 34’ 59” ) = 1434,6992

* Koreksi ΔT = 0,035260625º

            Rumus  T = ( Tahun ini – 2000) : 100

                        ΔT = (102,3 + 123,5 T + 32,5 T² ) : 3600  ( J Meeus )

            ( 102,3 + 123,5 x 0,19 + 32,5 (0,19)² ) :3600 = 0,035260625 = = 0º 2’ 6”


*Jam Ijtimak :
Jam FIB Terkecil + Titik Ijtimak + ΔT + TZ = 03 + 14 34,69920º 2’ 6” + 7 = 10 : 16 : 40,7 WIB


###

2. Hitung Saat Ghurub ( Matahari Tenggelam )

Koordinat YPMS Tambun  Ф = -6º -15’ -8,85”    λ=107º 03’ 6,343”   TZ =7  dan ketinggian = 10m dpl
Perkiraan Waktu Ghurub (Ghrub Taqribi ) = 11 WU (GMT)

Lihat Tabel Ephemeres ! Sorot Tabel Ephemeris 1 – 8 – 2019 pada jam 10 WU dan 11 WU
Semidiameter ( sdm ) pada jam 11  WU = 15’ 45,39”
Deklinasi Matahari ( δm ) pada jam 11 WU = 18º 01' 26"
Refraksi Matahari  ( R’m ) = 34’ 30”
Equation Of Time ( e ) pada jam 11 WU = -6  -22

* Ketinggian Ufuk ( Dip)    = (1,76 x √r) / 60  
= (1,76 x √10) / 60    = 5’ 33,94”  

* Tinggi Matahari (hm) di jam 11 WU    = - ( sdm + R’m + Dip )
= - ( 15’ 45,39’ + 34’ 30” + 5’  33,94” )
= 0º -55’ -49,33”

     *Sudut Waktu Matahari ( tm )
tm = cosˉ¹ [ -tan Ф  tan δm + sin hm sec Ф sec δm ]
tm = cosˉ¹ [ -tan Ф  tan δm + sin hm / cos Ф / cos δm ]
tm = cosˉ¹ [ -tan (-6o -15’ -8,85”) x  tan (18º 01’ 26”) + sin (-55’ -49,33”)  / cos  (-6º -15’ -8,85”) / cos (18º 01' 26") ]  
tm = 88º 54’ 45,31” 
tm = 88º 53’ 13,19” / 15 = 5 55 39
 
* Ephimiris Transit (et) = 12 + e = 12 – ( - 6 -22 ) = 11  53  38

* Ghurub Setempat  = (tm + et ) – (λ / 15)
= (5 55 39 + 11 53 38 ) – ( 7 8 12,42 ) = 10 : 41 : 4,6 WU ( GMT )


###

a. Semidiameter Matahari (sdm) di saat Ghurub

A = sdm di jam 10 WU = 15' 45.38"  ......................15’   45,38”
B = sdm di jam 11 WU = 15' 45.39"  --
                                        -0’   -0,01”
C = Selisih waktu         =  41’  4,6”    x
                                              - 0,00685”  .............  – 0,00685” –
                                                                                 0º 15’ 45,387”



b. Deklinasi Matahari (δm) pada saat ghurub

A = δm pada jam 10 WU  = 18º  2'  4" .................18º  2’  4”
B = δm pada jam 11 WU  = 18º  1' 26"  -
                                         =   0º  0’  38”
C  = Selisih waktu             =       41’  4,6’    x
                                          =  0º  0’  26,015”.........  0º 0’ 26,015”  -
                                                                              18º  1’  37,98”

  
c. Equation Of Time (Perata Waktu ) di saat ghurub

A = e pada jam 10 WU  = -6  -22
B = e pada jam 11 WU  = -6  -22
(Tidak perlu interpolasi , karena nilainya tetap sama )


Hasil Interpolasi itu akan kita pakai untuk menghitung Matahari tenggelam atau Azimut dan Ketinggian hilal atau Sudut Elongasi Bulan dan lain lain


d. Tinggi Matahari (Hm) di saat ghurub =  -(SDm + Ref’ + Dip ) 

                              = -(0º 15’ 45,387” + 34’ 30” + 5’ 33,94”)
                              = -0º -55’ -49,327”
             

e. Sudut Waktu Matahari di saat Ghurub :

tm = cosˉ¹ [ -tan Ф  tan δm + sin hm sec Ф sec δm ]  
tm = cosˉ¹  [ -tan (-6º -15’ -8,85”) tan (18º  1’  37,98”) + sin (-0º -55’ -49,327”) / cos  (-6º -15’ -8,85”) / cos  (18º  1’  37,98”) ]      
tm = 88º 56’ 28,33”    
tm = 88º 56’ 28,33” / 15 = 555 45,89 



f. Ephimiris Transit (et) = 12 + e = 12 – ( - 6 -22 ) = 11 53  38  


g. Ghurub WIB = (tm + et ) – (λ / 15) +(TZ)
                    =  (5 55 45,89 )+ (11 53  38) – (107º 03’ 6,343” / 15) + 7
                    =  17 : 41 : 11,46 WIB



h. Semidiemeter bulan (sdb) di jam 17 : 41 : 11,46 WIB

A = sdb di jam 10 WU  = 16' 35,64" .....................   16’ 35,64”
B = sdb di jam 11 WU  = 16' 35,82"  -
                                              -0,18”
C  = Selisih waktu        = 41’  11,46’    x
                                     =       -0,12357” ..............    -0,12323”   -
                                                                                 0º 16’ 35,76”



i. Deklinasi Bulan (δb) di jam 17 : 41 : 11,46 WIB

A = δb pada jam 10 WU = 19º 06' 33"  .....................19º 06’  33”
B = δb pada jam 11 WU = 18º 58' 44" -
                                       =         7’ 49”
C  = Selisih waktu          =       41’  11,46’    x
                                      =        5’   21,98”  ................  0º  05’  21,08” -
                                                                                   19º  1’   11,02”



j. Asensiorekta Matahari di jam 17 : 41 : 11,46 WIB

A = αm pada jam 10 WU = 131º 18' 56" ............ 131º 18’  56”
B = αm pada jam 11 WU = 131º 21' 22" -
                                         =         -2’  -26”
C  = Selisih waktu             =       41’  11,46’  x
                                         =   -1’  -40,23” .........     -1’ -39,95”
                                                                              130º 20’ 36,23”



k. Asensiorekta Bulan di jam 17 : 41 : 11,46 WIB

A = αb pada jam 10 WU = 135º 58' 39"   ................135º  58’  39”
B = αb pada jam 11 WU = 136º 37' 33"  -
                                                  -38’ -54”
C  = Selisih waktu           =         41’  11,46’  x
                                                  -26’  42,33” ........             26’  37,88”-
                                                                                  136º  25’ 21,33”



l. Horizontal Parallaks di jam 17 : 41 : 11,46 WIB

A = HP pada jam 10 WU  = 1º 00' 54"
B = HP pada jam 11 WU  = 1º 00' 54"
(interpolasi tetap sama dengan   1º 0' 54" )



m. Permukaan bulan yang tersinari di jam 17 : 41 : 11,46 WIB

A = FIB pada jam 10 WU = 0.00158 .............0,00158
B = FIB pada jam 11 WU = 0.00197 -
                                        = -0,00039    
C  = Selisih waktu           =  41’  11,46’  x
                                           -0,000268  .......  -0,000267  -
                                                                        0,00184     (0,184%)


n. Sudut Waktu Bulan (tb) di 17 : 41 : 11,46 WIB

 tb = αm – αb + tm
= 130º 20’ 36,23” - 136º 25’ 21,33” + 88º 56’ 28,33”
= 82º 51’ 43,23”



j. Tinggi Bulan hakiki  (hb)

hb =sinˉ¹(  sin Ф  sin δb + cos Ф  cos δb cos tb )
=sinˉ¹  [ sin (-6º -15’ -8,85”) sin (19º 1’ 11,02”) + cos (-6º -15’ -8,85”) cos (19º 1’ 11,02”) cos (82º  51’ 43,23”) ]
= 4º 39’ 7,56”


k. Parralaks (Pb)

P = cos hb  x HP
= cos (4º 39’ 7,56”) x (1º 0’ 54” )
= 1º 0’ 41,96”


l.  Refr  Tinggi Hilal Hakiki (R’b)

R’b = 0,0167 / tan ( hb +  (7,31 / ( hb + 4,4 )))
= 0,0167 / tan [ 4º 39’ 7,56” +  (7,31 / (4º 39’ 7,56” + 4,4) ) ]
= 0,0167 / tan [ 4º 39’ 7,56” +  (7,31 / 9º 3’ 7,56” ) ]
= 0,0167 / tan ( 5º 27’ 34,73” )
= 0º 10’ 2,9”

Keterangan :
Jika tinggi hilal hakiki negatif ( - ) :
a. Tinggi hilal mar’i  tidak perlu dihitung lagi.
b. Perhitungan (bulan terbenam, tinggi bulan, azimut/arah matahari dan bulan, serta letak dan keadaan bulan) dilakukan hanya untuk mengetahui keadaan posisi bulan dan matahari pada waktu Maghrib saat setelah/menjelang terjadi ijtima, untuk pembuatan kalender dan pelaksanaan observasi bulan/rukyatul hilal/checking posisi bulan).


m. Tinggi Hilal Mar’i (hbM’) (piringan atas bulan menurut pengamat)

hbM’ = (hb – Pb) + R′b + SDb + Dip
= [ (4º 39’ 7,56”) – (1º 0’ 41,96”) ] + (0º 10’ 2,9”) + (0º16’ 35,76”) + (5’ 33,94”)
= 4º 10’ 26,16”



n. Tinggi Hilal mar’i (hbM”) ( piringan bawah menurut pengamat )

hbM” = (hb – Pb) + R′b – SDb + Dip
= (hbM’) – SDb
= 3º 37’ 14,64”



o. Azimut Matahari (Utara titik barat)

AMBS = tanˉ¹ (− sin Ф : tan tm + cos Ф x tan δm / sin tm)
= tanˉ¹ ( -sin (-6º -15’ -8,85”) / tan (88º 56’ 28,33”) + cos (-6º -15’ -8,85”) x tan (18º 1’  37,98”) sin (88º 56’ 28,33”)
= 18º  2’  3,38”  (Utara titik barat)

Keterangan :
1.  Bila arah (azimut) matahari atau bulan hasilnya positif (+), berarti arah (azimut) tersebut dihitung dari titik Utara ke arah Barat ( U-B ) 
2.  Bila arah (azimut) matahari atau bulan hasilnya negatif (‑), berarti arah (azimut) tersebut dihitung dar titik Selatan ke arah Barat ( S ‑ B)


p. Azimut Matahari ( dari titik Selatan ke arah Barat )

AMSB = tanˉ¹ (1 / (−Sin Ф : tan tm + Cos Ф x Tan δm : Sin tm ))  
= tanˉ¹  ( 1/ [ ( -sin (-6º -15’ -8,85”) / tan (88º 56’ 28,33”) + cos (-6º -15’ -8,85”) x tan (18º 1’  37,98”) sin (88º 56’ 28,33”) ]
= 71º 57’  56,6” ( dari titik selatan ke arah barat )



q. Azimut Hilal (Bulan) (Utara titik barat)

ABBS = tanˉ¹  (− sin Ф / tan tb + cos Ф x tan δb / sin tb)
= tanˉ¹  (− sin (-6º -15’ -8,85”)  /  tan (82º 51’ 43,23”) + cos (-6º -15’ -8,85”)   x tan (19º 1’   11,02” ) / sin (82º  51’ 43,23”))
= 19º 44’ 49,37”   (Utara titik barat )



r. Azimut Hilal ( Bulan ) ( dari titik Selatan ke arah Barat )

ABSB = tanˉ¹  [ 1/ ( − sin Ф / tan tb + cos Ф x tan δb / sin tb) ]
 = tanˉ¹ [ 1/ (− sin (-6º -15’ -8,85”)  /  tan (82º  51’ 43,23”) + cos (-6º -15’ -8,85”)   x tan (19º 1’ 11,02” ) / sin (82º 51’ 43,23”) ) ]
= 70º 15’ 10,63”  ( dari titik selatan ke arah barat )



s.Posisi Hilal (bulan ) dari Matahari
PHDM =  ABBS – AMBS
PHDM = 19º 44’ 49,47” -  18º 2’ 3,38”   = 1º 42’ 46,09”

Posisi bulan : 
1). Bulan / hilal posisinya di arah kanan/di Utara matahari berarti bulan/hilal miring ke kanan/Utara. Jarak matahari dan bulan lebih dari 1º.  
2). Bulan / hilal posisinya di arah kiri/di Selatan matahari berarti bulan / hilal miring ke kiri/Selatan. Jarak matahari dan bulan lebih dari 1º.  
3). Bulan/ hilal posisinya di atas matahari berarti bulan / hilal telentang (tidak miring ke Utara atau Selatan). Jarak matahari dan bulan antara 0º sampai 1º.


t. Sudut Elongasi bulan – bumi – matahari

ELO = cosˉ¹ (  sin δm  x  sin δb +  cos δm  x cos δb  x cos (αm− αb)  )
= cosˉ¹ (  sin (18º 1’  37,98”)  x  sin (19º 1’ 11,02” )  +  cos (18º 1’ 37,98”)    x cos (19º 1’   11,02” )  x cos ((130º 20’ 36,23”)− (136º 25’ 21,33”)))
= cosˉ¹ (  sin (18º 1’  37,98”)  x  sin (19º 1’ 11,02” )  +  cos (18º 1’ 37,98”)    x cos (19º 1’   11,02” )  x cos(-6º 4’ -45,1”) )
= 5º  50’ 55,36”


u. Kemiringan Hilal ( Bulan )

KH = tanˉ¹ | PHDM   /  hbM’  |
=tanˉ¹| 1º 42’ 46,09” / 4º 10’ 26,16” |
= 22º 18’ 40,09”



v. jarak Busur

JB =cosˉ¹ (cos hbM” x cos PHDM)
= cosˉ¹ (cos (3º  37’ 14,64”)  cos (1º 42’ 46,09”))
= 4º 0’ 17,76”



w. lama Hilal di atas ufuk setelah Matahari tenggelam (Muktsul Hilal )

NF =sinˉ¹ ((sin Ф  sin δb) : (cos Ф cos δb))
=sinˉ¹  [(sin (-6º -15’ -8,85”)  x sin (19º 1’ 11,02”)) / ( cos (-6º -15’ -8,85”)   x cos (19º 1’ 11,02”))]
= -2º -6’ -14,21”

PNF = cos NF x HP
=cos (-2º -6’ -14,21”) x 1º 00' 54"
= 1º  0’ 41,54”

SBS = 90 + NF + PNF – (sdb + 0.575 + Dip)
= 90 + (-2º -6’ -14,21”) +(1º 0’ 41,54”) – ( (0º 16’ 35,76”) + 0,575 + (5’ 33,94”)  
   = 87º 57’ 47,63”

Lm H = (SBS – tb) : 15
= (87º 57’ 47,63”– 82º  51’ 43,23” : 15
 = 0  20 24,29  = 20 menit  24,29 detik



x. Hilal Terbenam

Terbenam H = Ghurub + Lm H
=17 : 41 : 11,46 + 0 20 24,29 = 18 : 1 : 35,75 WIB



y. Arah Terbenam Hilal

ATH =tanˉ¹ [ (-sin φ : tan SBS) + (cos φ tan δb : sin SBS) ]
=tanˉ¹  [ ( -sin (-6oº -15’ -8,85”)  / tan (87º 57’ 47,63”) ) + ( cos (-6º -15’ -8,85”) x tan  (19º 1’  11,02”) / sin (87º 57’ 47,63”)) ]
=19º 7’ 26,75”



z. Umur Hilal (dari sejak jam Ijtimak sampai ghurub )

UH = Grb – Ijtimak
= 17 : 41 : 11,46  - 10 : 14 : 34,7 = 7 Jam   26 Menit  36,37 Detik



aa. Nurul Hilal ( Besar Cahaya Hilal dengan Usbu’ / jari )

CHU =  √ (PHDM² + hb’² ) / 15
=( √ [ (1º 42’ 46,09”)² + (4º 10’ 26,16”)² ] ) / 15
= 0,300779822 jari




Jadi Inilah Kesimpulan dari perhitungan di atas :

Ijtimak
10 : 16 : 40,7 WIB

Ghurub WIB
17 : 41 : 11,46 WIB

Tinggi Hilal Hakiki
4º 39’ 7,56”

Tinggi Hilal Mar’i Upper SD
4º 10’ 26,16”

Tinggi Hilal Mar’i Center SD
 37’ 14,64”

Posisi Hilal Dari Matahari
1º 42’ 46,09”

Arah Matahari
18º  2’  3,38”
Utara titik barat
Arah Hilal
19º 44’ 49,37”
Utara titik barat
Jarak Busur
4º 0’ 17,76”

Umur Hilal
7Jam   26Menit  36,37Detik

Keadaan Hilal
Miring ke utara

Lama Hilal Di atas Ufuk
0Jam 20Menit 24,29Detik

Hilal Terbenam
18 : 1 : 35,75 WIB

Arah Terbenam Hilal
19º 7’ 26,75”
Utara titik barat
Iluminasi Hilal
(0,184%)

Nurul Hilal
0,300779822 jari

Sudut Elongasi
 50’ 55,36”












Tabel Ephemeris Tgl 1 – 8 – 2019

( Anda bisa mendapatkan Tabel Ephemeris Dari Depag )












Perhitungan Hisab Bulan Hijriyah ini sangat penting, terutama menyangkut ibadah puasa dan kapan berhenti puasa ( Idul Fithri dan Idul Adlha ). Sedangkan ibadah puasa bukanlah ibadah yang dilakukan berjamaah (ada Imam dan Makmum ).

Persoalan Hisab Rukyat Awal Bulan Hijriyah adalah persoalan Ijtihad. Dan Anda pun bisa melakukan Hisab sendiri.

Jangan pernah ragu untuk menghitung sendiri kapan awal bulan hijriyah baru. Belajar dan Belajarlah terus sampai bisa. 

SHARE :