PERHITUNGAN AWAL
BULAN HIJRIYAH
Kita akan menghitung Awal Bulan Dzulhijjah 1440 H. Perhitungan dilakukan di YPMS Tambun Selatan- Bekasi dengan posisi Lintang Ф = -6º -15’ -8,85” , Bujur λ=107º 03’ 6,343” ( TimeZone = 7 jam ), Ketinggian (r) = 10 m dpl dan
Persiapkan Data Ephemeris yang bisa didownload dari Depag
A. Hisab Urfi / Konversi Hijriyah ke Miladiyah ( Masehi )
Awal Dzulhijjah(12) 1440 H itu artinya Akhir dari DzulQaidah(11)
1440 H, yang secara astronomis dapat ditulis : telah berlalu 29 hari + 11 bulan + 1439 tahun
1439 : 30
|
||
=47 daur + (sisa)
29 tahun
....................................................................*)
|
||
47 x 10631
|
= 499657 hari
|
...................**)
|
29 x 254 + 11
|
= 10277 hari
|
.................***)
|
11 bulan = 6 bln genap (30) + 5 bln ganjil (29)
|
||
6 x 30
|
= 180 hari
|
|
5 x 29
|
= 145
hari
|
|
29 hari
|
= 29 hari +
|
|
Jumlah Hari dari 1-1-1 H
|
= 510288 hari
|
.....................****)
|
Selisih hari Masehi - Hiriyah
|
= 227016
hari
|
( khilafiyah 227015 hari) *****)
|
Anggaran Georgius XIII
|
= 13 hari
+
|
|
Jumlah hari dari tanggal 1-1-1 M
|
= 737317 hari
|
|
737317 / 1461 ...........................................................................................******)
|
||
= 504 Daur + 973 hari
|
||
504 x 4
|
= 2016 tahun
|
|
973 / 365
|
= 2 tahun
+ 243 hari + ........*******)
|
|
= 2018 tahun + 243 hari
|
||
243 hari = 31 +28 + 31 + 30 +31 +
30 + 31 = 7 bulan ..................********)
|
Akhir Dzulhijjah 1440 H yang artinya telah melewati 1439 tahun + 11
bulan + 29 hari (dalam hijriyah ) sama dengan telah melewati 2018 tahun + 7
bulan + 0 hari ( dalam miladiyah / Masehi ) = 1 – 08 – 2019
Jadi secara hisab urfi, 1 Dzulhijjah 1440 H = 1 Agustus 2019
*) 30 adalah Daur
dalam perhitungan tahun Hijriyah, di mana pada setiap 30 tahun, peredaran bulan
akan mempunyai jumlah hari yang sama
**) 10631 adalah jumlah hari yang tetap dalam setiap Daur
Tahun Hijriyah
***) 11 adalah penambahan hari untuk setiap melewat tahun
kabisat. Penambahan angka ini mengikuti sisa pembagian ke daur. Tahun Kabisat
Hijriyah 2, 5, 7, 10, 13, 16, 18, 21,
24, 26 dan 29 . Jika pembagian ke daur ada sisa 4 tahun ( 2 < s < 5 ),
maka ada penambahan 1 hari. Jika pembagian ke daur ada sisa 12 tahun (10 < s
< 13), maka penambahan 4 hari (10<s<13) . Dan jika sisa pembagian ke daur ada 29, maka
penambahan sebanyak 11 hari
****) itu artinya jumlah yang telah dilewati dari tanggal
1 -1 -1 H
*****) Khilafiyah ini karena perbedaan pandangan ada yang
mengatakan Nabi Hijrah pada hari Kamis dan ada yang mengatakan pada hari Jumat
******) Angka 1461 adalah Jumlah hari tetap untuk setiap
daur Masehi
*******) Angka 365 hari adalah angka tetap untuk jumlah
hari dalam 1 tahun Masehi ( yang bukan kabisat)
********) Angka 28 bisa berubah menjadi 29 jika
perhitungan berada di tahun kabisat. Karena setelah 2018 itu 2019 bukan tahun
Kabisat, maka angka 28 tetap (tidak mendapatkan penambahan 1 )
Untuk mengetahui hari apa di tanggal itu, kita
ambil dari Jumlah hari dari tanggal 1 – 1 – 1 H, yaitu 510288
510288 / 7 = 72898 + sisa
2 ( dihitung dari hari 0 =Jumat,
berarti 2 = Ahad )
Nah, setelah kita melakukan aritmatik Kalender, Apakah awal
DzulHijjah 1440 H bersesuaian dengan 1 Agustus 2019 ?. Jawabannya Belum tentu. Kita masih harus menyelesaikan perhitungan lanjutan sebagai bagian dari persyaratan
Bulan baru Hijriyah.
Anda harus tahu bahwa untuk penanggalan Masehi, anda boleh membuat
jumlah hari dalam satu bulan ada 32 hari atau 40 hari, sesuka Anda. Yang
penting dalam setahun ada 365 hari. Cobalah bertanya kenapa Jumlah hari dalam
Februari ada 28, bukan 30 hari. Jawabannya adalah suka suka mereka yang bikin
penanggalan. Dan berapa kali penanggalan Masehi mengalami revisi karena tidak
punya acuan untuk awal bulan baru.
Berbeda dengan penanggalan Hijriyah, Anda tidak bisa membuat jumlah
hari dalam setiap bulan 31 hari atau lebih. Kenapa ?. karena untuk setiap Awal
Bulan baru, ada kriteria yang tak boleh dilanggar :
a. Harus mengalami Ijtimak (Konjungsi ) sebelum ghurub ( matahari
tenggelam )
b. Harus Wujudul Hilal ( bahkan ada yang mengharuskan Imkanur
Ru’yah )
c. Pada saat Ghurub, Hilal di atas ufuk ( bahkan ada yang manambah persyaratan
lainnya )
Jadi, tak akan bisa penanggalan Hijriyah berjumlah 31 hari ke atas.
Paling mentok hanya 30 hari kurang sekian jam yang secara global dibuat
berselang selang 29 dan 30 untuk penanggalan Urfi.
OK, kita lanjutkan
********
B. Hisab Tahqiqi
Perhitungan Tahqiqi adalah perhitungan untuk mengetahui saat Ijtimak, kondisi Hilal dan hal hal yang berhubungan dengan
persayaratan bulan baru lainnya. Jika Hasil Hisab urfi tidak memenuhi Hisab
Tahqiqi, maka Bulan Baru Hijriyah akan mengikuti Hisab Tahqiqi. Karena
persyaratan Bulan Baru Hijriyah bersifat kumulatif yang harus terpenuhi semuanya.
Persiapkan Data Ephemeris Matahari dan Bulan pada tanggal 1 – 8 –
2019, sehari sebelumnya dan sesudahnya. Cari FIB (Fraction
Illumination Bulan) dari ketiga tanggal itu
FIB tanggal 31- 07 – 2019 =
0,00050 pada jam 24 WU
FIB tanggal 1 – 8 – 2019 =
0,00027 pada jam 3 WU
FIB tanggal 2 - 8 –
2019 = 0,01192 pada jam 0 WU
FIB terkecil ada pada tanggal 1 – 8 – 2019 , maka itulah yang akan
jadi dasar patokan kita menghitung Ijtimak
Sekarang sorot Tabel Ephemeris pada tanggal 1 – 8 – 2019 jam 03 WU
1. Hitung Saat Ijtimak
Lihat ALB (Apparent Longitude Bulan ) pada jam 3 WU daan jam
apitnya. Dan ELM (Ecliptic Longitude
Matahari ) pada jam 03 WU dan pada jam apitnya.
Jika ELM > ALB , maka jam
apitnya adalah Jam di FIB Terkecil dan jam sesudahnya
Jika ELM < ALB , maka jam
apitnya adalah Jam di FIB Terkecil dan jam sebelumnya
Pada 1 – 8 – 2019 di jam 03 WU,
ELM = 128º 36’ 60”
ALB = 128º 28’ 30”
Karena ELM > ALB , maka jam apit untuk perhitungan adalah jam
sesudahnya, yaitu jam 04 WU
ELM pada jam 04 WU = 128º 39’ 23”
ALB pada jam 04 WU = 129º 05’ 52”
* Kecepatan Gerak Matahari ( Sabaq Matahari ) :
M’ =ELM2 - ELM1 = 128º 39’ 23” – 128º 36’ 60” = 2’ 23’
* Kecepatan Gerak Bulan ( Sabaq Bulan ) :
B’ = ALB2 – ALB1 = 129º 05’ 52” – 128º 28’ 30” = 37’ 22”
* Selisih Kecepatan antara Sabaq Bulan dan
Matahari
S’ =| B’ – M’ | = 37’ 22” – 2’ 23” = 34’ 59”
* Jarak Antara Matahari dan Bulan :
J’ = ELM1 – ALB1 = 128º 36’ 60” - 128º 28’ 30” = 8’ 30”
* Titik Ijtimak :
=J’ : S’ =
( 8’ 30” ) : ( 34’ 59” ) = 14ᵐ 34,6992ᵈ
* Koreksi ΔT = 0,035260625º
Rumus T = ( Tahun ini – 2000) : 100
ΔT = (102,3 + 123,5 T + 32,5 T² ) : 3600 ( J Meeus )
( 102,3 + 123,5 x
0,19 + 32,5 (0,19)² ) :3600 = 0,035260625 =
*Jam Ijtimak :
Jam FIB Terkecil + Titik Ijtimak + ΔT + TZ = 03 + 14ᵐ 34,6992ᵈ + 0º 2’ 6” + 7 = 10 : 16 : 40,7 WIB
###
2. Hitung Saat Ghurub ( Matahari Tenggelam )
Koordinat YPMS Tambun Ф = -6º -15’ -8,85” λ=107º 03’ 6,343” TZ =7 dan ketinggian = 10m dpl
Perkiraan Waktu Ghurub (Ghrub Taqribi ) = 11 WU (GMT)
Lihat Tabel Ephemeres ! Sorot Tabel Ephemeris 1 – 8 – 2019 pada jam
10 WU dan 11 WU
Semidiameter ( sdm ) pada jam 11
WU = 15’ 45,39”
Deklinasi Matahari ( δm ) pada jam 11 WU = 18º 01' 26"
Refraksi Matahari ( R’m ) =
34’ 30”
Equation Of Time ( e ) pada jam 11 WU = -6ᵐ
-22ᵐ
* Ketinggian Ufuk ( Dip) =
(1,76 x √r) / 60
= (1,76 x √10) / 60 = 5’ 33,94”
* Tinggi Matahari (hm) di jam 11 WU = - ( sdm + R’m + Dip )
= - ( 15’ 45,39’ + 34’ 30” + 5’ 33,94” )
= 0º -55’ -49,33”
*Sudut Waktu Matahari (
tm )
tm = cosˉ¹ [ -tan Ф tan δm + sin hm sec Ф sec δm ]
tm = cosˉ¹ [ -tan Ф tan δm + sin hm / cos Ф / cos δm ]
tm = cosˉ¹ [ -tan (-6o
-15’ -8,85”) x tan (18º 01’ 26”) + sin (-55’ -49,33”)
/ cos (-6º -15’ -8,85”) / cos (18º 01' 26") ]
tm = 88º 54’ 45,31”
tm = 88º 53’ 13,19” / 15 = 5ᶨ 55ᵐ 39ᵈ
* Ephimiris Transit (et) = 12 + e = 12 – ( - 6ᵐ -22ᵈ ) = 11ᶨ 53ᵐ 38ᵈ
* Ghurub Setempat = (tm + et ) – (λ / 15)
= (5ᶨ 55ᵐ 39ᵈ + 11ᶨ 53ᵐ 38ᵈ ) – ( 7ᶨ 8ᵐ 12,42ᵈ ) = 10 : 41 : 4,6 WU ( GMT )
###
a. Semidiameter Matahari (sdm) di saat Ghurub
A = sdm di jam 10 WU = 15' 45.38" ......................15’ 45,38”
B = sdm di jam 11 WU = 15' 45.39" --
-0’
-0,01”
C = Selisih waktu = 41’ 4,6” x
-
0,00685” ............. – 0,00685” –
0º 15’ 45,387”
b. Deklinasi Matahari (δm) pada saat ghurub
A = δm pada jam 10 WU = 18º 2' 4" .................18º 2’ 4”
B = δm pada jam 11 WU = 18º 1'
26" -
= 0º 0’ 38”
C = Selisih waktu = 41’
4,6’ x
= 0º 0’ 26,015”......... 0º 0’ 26,015” -
18º 1’
37,98”
c. Equation Of Time (Perata Waktu ) di saat ghurub
A = e pada jam 10 WU = -6ᵐ -22ᵈ
B = e pada jam 11 WU = -6ᵐ -22ᵈ
(Tidak perlu interpolasi , karena nilainya tetap sama )
Hasil Interpolasi itu akan kita pakai untuk menghitung Matahari
tenggelam atau Azimut dan Ketinggian hilal atau Sudut Elongasi Bulan dan lain
lain
d. Tinggi Matahari (Hm) di saat ghurub = -(SDm
+ Ref’ + Dip )
= -(0º 15’ 45,387” + 34’ 30” + 5’ 33,94”)
= -0º -55’ -49,327”
e. Sudut Waktu Matahari di saat Ghurub :
tm = cosˉ¹ [ -tan Ф tan δm + sin hm sec Ф sec δm ]
tm = cosˉ¹ [ -tan (-6º -15’ -8,85”) tan
(18º 1’ 37,98”) + sin (-0º -55’ -49,327”) / cos (-6º -15’ -8,85”) / cos (18º 1’ 37,98”) ]
tm = 88º 56’ 28,33”
tm = 88º 56’ 28,33” / 15 = 5ᶨ 55ᵐ 45,89ᵈ
f. Ephimiris Transit (et) = 12 + e = 12 – ( - 6ᵐ -22ᵈ ) = 11ᶨ 53ᵐ 38ᵈ
g. Ghurub WIB = (tm + et ) – (λ / 15) +(TZ)
= (5ᶨ 55ᵐ 45,89ᵈ )+ (11ᶨ 53ᵐ 38ᵈ) – (107º 03’ 6,343” / 15) + 7
= 17 :
41 : 11,46 WIB
h. Semidiemeter bulan (sdb) di jam 17 : 41 : 11,46 WIB
A = sdb di jam 10 WU = 16'
35,64" ..................... 16’
35,64”
B = sdb di jam 11 WU = 16'
35,82" -
-0,18”
C = Selisih waktu = 41’ 11,46’
x
= -0,12357” .............. -0,12323” -
0º 16’ 35,76”
i. Deklinasi Bulan (δb) di jam 17 : 41 : 11,46 WIB
A = δb pada jam 10 WU = 19º 06' 33" .....................19º 06’ 33”
B = δb pada jam 11 WU = 18º 58' 44" -
= 7’ 49”
C = Selisih waktu = 41’ 11,46’
x
= 5’
21,98” ................ 0º 05’ 21,08”
-
19º 1’ 11,02”
j. Asensiorekta Matahari di jam 17 : 41 : 11,46 WIB
A = αm pada jam 10 WU = 131º 18' 56"
............ 131º 18’ 56”
B = αm pada jam 11 WU = 131º 21' 22" -
= -2’
-26”
C = Selisih waktu = 41’
11,46’ x
= -1’
-40,23” ......... -1’ -39,95”
130º 20’ 36,23”
k. Asensiorekta Bulan di jam 17 : 41 : 11,46 WIB
A = αb pada jam 10 WU = 135º 58' 39" ................135º 58’ 39”
B = αb pada jam 11 WU = 136º 37' 33" -
-38’ -54”
C = Selisih waktu = 41’
11,46’ x
-26’ 42,33” ........ 26’
37,88”-
136º 25’ 21,33”
l. Horizontal Parallaks di jam 17 : 41 : 11,46 WIB
A = HP pada jam 10 WU = 1º 00' 54"
B = HP pada jam 11 WU = 1º 00' 54"
(interpolasi tetap sama dengan
1º 0' 54" )
m. Permukaan bulan yang tersinari di jam 17 : 41 : 11,46 WIB
A = FIB pada jam 10 WU = 0.00158 .............0,00158
B = FIB pada jam 11 WU = 0.00197 -
=
-0,00039
C = Selisih waktu = 41’ 11,46’ x
-0,000268 ....... -0,000267
-
0,00184 (0,184%)
n. Sudut Waktu Bulan (tb) di 17 : 41 : 11,46 WIB
tb = αm – αb + tm
= 130º 20’ 36,23” - 136º 25’ 21,33” + 88º 56’ 28,33”
= 82º 51’ 43,23”
j. Tinggi Bulan hakiki (hb)
hb =sinˉ¹( sin Ф sin δb + cos Ф cos δb cos tb )
=sinˉ¹ [ sin (-6º -15’ -8,85”) sin (19º 1’ 11,02”) + cos (-6º -15’ -8,85”) cos (19º 1’ 11,02”) cos (82º 51’ 43,23”) ]
= 4º 39’ 7,56”
k. Parralaks (Pb)
P = cos hb
x HP
= cos (4º 39’ 7,56”) x (1º 0’ 54” )
= 1º 0’ 41,96”
l. Refr Tinggi Hilal Hakiki (R’b)
R’b = 0,0167 / tan ( hb + (7,31 / ( hb + 4,4 )))
= 0,0167 / tan [ 4º 39’ 7,56” + (7,31 / (4º 39’ 7,56” + 4,4) ) ]
= 0,0167 / tan [ 4º 39’ 7,56” + (7,31 / 9º 3’ 7,56” ) ]
= 0,0167 / tan ( 5º 27’ 34,73” )
= 0º 10’ 2,9”
Keterangan :
Jika tinggi hilal hakiki negatif ( - ) :
a. Tinggi hilal mar’i tidak perlu dihitung lagi.
b. Perhitungan (bulan terbenam, tinggi bulan, azimut/arah
matahari dan bulan, serta letak dan keadaan bulan) dilakukan hanya untuk
mengetahui keadaan posisi bulan dan matahari pada waktu Maghrib saat
setelah/menjelang terjadi ijtima, untuk pembuatan kalender dan pelaksanaan
observasi bulan/rukyatul hilal/checking posisi bulan).
m. Tinggi Hilal Mar’i (hbM’) (piringan atas bulan menurut pengamat)
hbM’ = (hb – Pb) + R′b + SDb + Dip
= [ (4º 39’ 7,56”) – (1º 0’ 41,96”) ] + (0º 10’ 2,9”) + (0º16’ 35,76”) + (5’ 33,94”)
= 4º 10’ 26,16”
n. Tinggi Hilal mar’i (hbM”) ( piringan bawah menurut pengamat )
hbM” = (hb – Pb) + R′b – SDb + Dip
= (hbM’) – SDb
= 3º 37’ 14,64”
o. Azimut Matahari (Utara titik barat)
AMBS = tanˉ¹ (− sin Ф : tan tm +
cos Ф x tan δm / sin tm)
= tanˉ¹ ( -sin (-6º -15’ -8,85”) / tan (88º 56’ 28,33”) + cos
(-6º -15’ -8,85”) x tan (18º 1’ 37,98”) sin (88º 56’ 28,33”)
= 18º 2’
3,38” (Utara titik barat)
Keterangan :
1. Bila arah (azimut) matahari atau bulan hasilnya positif
(+), berarti arah (azimut) tersebut dihitung dari titik Utara ke arah Barat (
U-B )
2. Bila arah (azimut) matahari atau bulan hasilnya negatif (‑),
berarti arah (azimut) tersebut dihitung dar titik Selatan ke arah Barat ( S ‑
B)
p. Azimut Matahari ( dari titik Selatan ke arah Barat )
AMSB = tanˉ¹ (1 / (−Sin Ф : tan
tm + Cos Ф x Tan δm : Sin tm ))
= tanˉ¹ ( 1/ [ ( -sin (-6º -15’ -8,85”) / tan (88º 56’ 28,33”) + cos
(-6º -15’ -8,85”) x tan (18º 1’ 37,98”) sin (88º 56’ 28,33”) ]
= 71º 57’ 56,6” ( dari titik selatan ke arah barat )
q. Azimut Hilal (Bulan) (Utara titik barat)
ABBS = tanˉ¹ (− sin Ф / tan tb + cos Ф x tan δb / sin tb)
= tanˉ¹ (− sin (-6º -15’ -8,85”) / tan
(82º 51’ 43,23”) + cos (-6º -15’ -8,85”) x tan (19º 1’ 11,02” ) / sin (82º 51’ 43,23”))
= 19º 44’ 49,37” (Utara titik barat )
r. Azimut Hilal ( Bulan ) ( dari titik Selatan ke arah Barat )
ABSB = tanˉ¹ [ 1/ ( − sin Ф / tan tb + cos Ф x tan δb / sin
tb) ]
= tanˉ¹ [ 1/ (− sin (-6º -15’ -8,85”) / tan
(82º 51’
43,23”) + cos (-6º -15’ -8,85”) x tan
(19º 1’ 11,02” ) / sin (82º 51’ 43,23”) ) ]
= 70º 15’ 10,63” ( dari titik selatan ke arah barat )
s.Posisi Hilal (bulan ) dari Matahari
PHDM =
ABBS – AMBS
PHDM = 19º 44’ 49,47” - 18º 2’ 3,38” = 1º 42’ 46,09”
Posisi bulan :
1). Bulan / hilal posisinya di arah kanan/di Utara
matahari berarti bulan/hilal miring ke kanan/Utara. Jarak matahari dan bulan
lebih dari 1º.
2). Bulan / hilal posisinya di arah kiri/di Selatan
matahari berarti bulan / hilal miring ke kiri/Selatan. Jarak matahari dan bulan
lebih dari 1º.
3). Bulan/ hilal posisinya di atas matahari berarti bulan
/ hilal telentang (tidak miring ke Utara atau Selatan). Jarak matahari dan
bulan antara 0º sampai 1º.
t. Sudut Elongasi bulan – bumi – matahari
ELO = cosˉ¹ ( sin δm x sin δb
+ cos δm
x cos δb x cos (αm− αb) )
= cosˉ¹ ( sin (18º 1’ 37,98”)
x sin (19º 1’ 11,02” ) + cos (18º 1’ 37,98”) x cos (19º 1’ 11,02” ) x cos ((130º 20’ 36,23”)− (136º 25’ 21,33”)))
= cosˉ¹ ( sin (18º 1’ 37,98”)
x sin (19º 1’ 11,02” ) + cos (18º 1’ 37,98”) x cos (19º 1’ 11,02” ) x cos(-6º 4’ -45,1”) )
= 5º 50’ 55,36”
u. Kemiringan Hilal ( Bulan )
KH = tanˉ¹ | PHDM /
hbM’ |
=tanˉ¹| 1º 42’ 46,09” / 4º 10’ 26,16” |
= 22º 18’ 40,09”
v. jarak Busur
JB =cosˉ¹ (cos hbM” x cos
PHDM)
= cosˉ¹ (cos (3º 37’ 14,64”) cos (1º 42’ 46,09”))
= 4º 0’ 17,76”
w. lama Hilal di atas ufuk setelah Matahari tenggelam (Muktsul
Hilal )
NF =sinˉ¹ ((sin Ф sin δb) : (cos Ф cos δb))
=sinˉ¹ [(sin (-6º -15’ -8,85”) x sin (19º 1’ 11,02”)) / ( cos
(-6º -15’ -8,85”)
x cos (19º 1’ 11,02”))]
= -2º -6’ -14,21”
PNF = cos NF x HP
=cos (-2º -6’ -14,21”) x 1º 00' 54"
= 1º 0’ 41,54”
SBS = 90 + NF + PNF – (sdb + 0.575 + Dip)
= 90 + (-2º -6’ -14,21”) +(1º 0’ 41,54”) – ( (0º 16’ 35,76”) + 0,575
+ (5’ 33,94”)
= 87º 57’ 47,63”
Lm H = (SBS – tb) : 15
= (87º 57’ 47,63”– 82º 51’ 43,23” : 15
= 0ᶨ 20ᵐ 24,29ᵈ = 20 menit 24,29 detik
x. Hilal Terbenam
Terbenam H = Ghurub + Lm H
=17 : 41 : 11,46 + 0ᶨ 20ᵐ 24,29ᵈ = 18 : 1 : 35,75
WIB
y. Arah Terbenam Hilal
ATH =tanˉ¹ [ (-sin φ : tan SBS)
+ (cos φ tan δb : sin SBS) ]
=tanˉ¹ [ ( -sin (-6oº -15’ -8,85”) / tan (87º 57’ 47,63”) ) + (
cos (-6º -15’ -8,85”) x tan (19º 1’ 11,02”) / sin (87º 57’ 47,63”)) ]
=19º 7’ 26,75”
z. Umur Hilal (dari sejak jam Ijtimak sampai ghurub )
UH = Grb – Ijtimak
= 17 : 41 : 11,46 - 10 : 14 : 34,7 = 7 Jam 26 Menit 36,37 Detik
aa. Nurul Hilal ( Besar Cahaya Hilal dengan Usbu’ / jari )
CHU = √ (PHDM²
+ hb’² ) / 15
=( √ [ (1º 42’ 46,09”)² + (4º 10’ 26,16”)² ] ) / 15
= 0,300779822 jari
Jadi Inilah Kesimpulan dari perhitungan di atas
:
Ijtimak
|
10 : 16 : 40,7 WIB
|
|
Ghurub WIB
|
17 : 41 : 11,46 WIB
|
|
Tinggi Hilal Hakiki
|
4º 39’ 7,56”
|
|
Tinggi Hilal Mar’i Upper SD
|
4º 10’ 26,16”
|
|
Tinggi Hilal Mar’i Center SD
|
3º 37’ 14,64”
|
|
Posisi Hilal Dari Matahari
|
1º 42’ 46,09”
|
|
Arah Matahari
|
18º 2’ 3,38”
|
Utara titik barat
|
Arah Hilal
|
19º 44’ 49,37”
|
Utara titik barat
|
Jarak Busur
|
4º 0’ 17,76”
|
|
Umur Hilal
|
7Jam 26Menit 36,37Detik
|
|
Keadaan Hilal
|
Miring ke utara
|
|
Lama Hilal Di atas Ufuk
|
0Jam 20Menit 24,29Detik
|
|
Hilal Terbenam
|
18 : 1 : 35,75 WIB
|
|
Arah Terbenam Hilal
|
19º 7’ 26,75”
|
Utara titik barat
|
Iluminasi Hilal
|
(0,184%)
|
|
Nurul Hilal
|
0,300779822 jari
|
|
Sudut Elongasi
|
5º 50’ 55,36”
|
Perhitungan Hisab Bulan Hijriyah ini sangat
penting, terutama menyangkut ibadah puasa dan kapan berhenti puasa ( Idul
Fithri dan Idul Adlha ). Sedangkan ibadah puasa bukanlah ibadah yang dilakukan
berjamaah (ada Imam dan Makmum ).
Persoalan Hisab Rukyat Awal Bulan Hijriyah
adalah persoalan Ijtihad. Dan Anda pun bisa melakukan Hisab sendiri.
Jangan pernah ragu untuk menghitung sendiri
kapan awal bulan hijriyah baru. Belajar dan Belajarlah terus sampai bisa.