Rasdul Qiblah (Bayang Bayang Qiblat) Rasdul Qiblah (Bayang Bayang Qiblat)

قُلْ يَٰٓأَهْلَ ٱلْكِتَٰبِ تَعَالَوْاْ إِلَىٰ كَلِمَةٍۢ سَوَآءٍ بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمْ أَلَّا نَعْبُدَ إِلَّا ٱللَّهَ وَلَا نُشْرِكَ بِهِۦ شَيْـًٔا وَلَا يَتَّخِذَ بَعْضُنَا بَعْضًا أَرْبَابًا مِّن دُونِ ٱللَّهِ ۚ فَإِن تَوَلَّوْاْ فَقُولُواْ ٱشْهَدُواْ بِأَنَّا مُسْلِمُونَ

Katakanlah: "Hai Ahli Kitab, marilah (berpegang) kepada suatu kalimat (ketetapan) yang tidak ada perselisihan antara kami dan kamu, bahwa tidak kita sembah kecuali Allah dan tidak kita persekutukan Dia dengan sesuatu pun dan tidak (pula) sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai Tuhan selain Allah. Jika mereka berpaling maka katakanlah kepada mereka: "Saksikanlah, bahwa kami adalah orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)". (QS. Al Imran [3]: 64)

Qawluna

Apakah Tuhan yang kau sembah samadengan Tuhan yang disembah Muhammad saw ?

Apakah Islam yang kau anut itu samadengan Islam yang dianut oleh Muhammad saw ?

Apakah Kitab yang kau baca itu samadengan Kitab yang dibaca oleh Muhammad saw?

Kapan jiwamu tunduk kepada Pencipta Langit Dan Bumi padahal tubuhmu PASTI tunduk kepada Pencipta Langit Dan Bumi ?

Rasdul Qiblah (Bayang Bayang Qiblat)

Hisab Arah Qiblat (2 )



Bayang Bayang Qiblat ( Rashdul Qiblah )


Teori Bayang Bayang Qiblat (Qiblat Day) itu ada dua macam : Tahunan dan Harian.

Rashdul Qiblah Tahunan yang kita sebut “Istiwaul A’dham” juga ada dua jenis :
- 28 Mei ( 23:18 GMT / 16:18 WIB) dan 16 juni ( 23:27 GMT / 16:27 WIB)
- 28 November ( 04:09 WIB ) dan 16 Januari ( 04:29 WIB)

Pada 28 Mei  dan 16 Juni , semua bayangan benda tegak di muka bumi ini akan lurus dengan arah Ka’bah dengan pangkal bayangan mengarah ke Ka’bah ( membelakangi Ka’bah). Karena di saat itu posisi Matahari pas berada tegak lurus di atas Ka’bah (Zenit). Pada saat itu, nilai azimuth matahari sama dengan nilai azimuth lintang geografis sebuah tempat maka di tempat tersebut terjadi Istiwa Utama yaitu melintasnya matahari melewati zenith. Dalam bahasa sederhana Istiwa Utama adalah saat Dhuhur di mana nilai deklinasi matahari sama dengan lintang tempat

Pengukuran Qiblat dengan Rashdul Qiblah Tahunan hanya bisa dilakukan di bagian bumi yang mendapatkan sinar Matahari pada saat itu. Tidak semua wilayah bisa memanfaatkan fonemena Istiwaul A’dhom yang terjadi di kota Makkah ini. Penentuan qiblat pada saat Qiblat Day ini hanya bisa digunakan oleh kaum muslimin dari tiga benua yaitu Asia, Afrika dan Eropa, sementara Amerika dan Australia tidak bisa memanfaatkan momen ini karena pada saat tersebut di Amerika matahari belum terbit dan di Australia matahari sudah tenggelam di ufuk barat. Wilayah Indonesia juga bisa memanfaatkan fonemena ini kecuali Indonesia bagian timur. . 

Pada 28 November dan 16 Januari, semua bayangan benda yang tegak di muka bumi ini akan lurus menghadap Ka’bah dengan ujung bayangan menghadap Ka’bah. Karena di saat itu Matahari sedang berada di titik balik (antipodal) yaitu berada di 21º 25’ 21,035” LS dan 140º 10’ 25,714” BB (Nadir). Pada 28 Mei dan 16 Juni, Indonesia bagian Barat saja yang bisa menyaksikan peristiwa tersebut. Indonesia Tengah dan Timur tak bisa menyaksikan Istiwaul A’dham. Karena pada saat itu, Matahari sudah tenggelam di bawah ufuk. Indonesia Tengah dan Timur bisa memanfaatkan peristiwa Bayang Bayang Qiblat pada momen kebalikannya, yaitu pada 28 November dan 16 Januari, di mana Indonesia bagian Barat pada saat tersebut tidak bisa memanfaatkan untuk pengukuran Qiblat. Karena pada saat ini matahari belum muncul (maih di bawah ufuk). . .



***

Selain Rashdul Qiblah Tahunan, kita bisa mendapatkan Rashdil Qiblah Harian. Dengan bantuan sinar Matahari dan mengetahui jam tepatnya, kita bisa mengukur arah Qiblat ( baik  yang bayangannya menuju atau yang membelakangi Qiblat). Asalkan Perrbedaan waktunya tidak lebih dari 5 jam dengan waktu Makkah atau perbedaan bujur tidak lebih dari 75º dari kota Makkah ke Barat atau ke Timur.  

Pada perjalanan hariannya, matahari berjalan semu dari timur ke barat dan bergeser dari utara ke selatan dan sebaliknya. Matahari bergeser ke utara maksimal 23° 27' LU, dan kembali ke selatan maksimal 23° 27", LS, sehingga mengakibatkan waktu bertemunya azimut matahari dengan azimut qiblat setempat berubah setiap harinya. 

Saat deklinasi matahari nilainya plus (antara Maret – September) maka bayang-bayang qiblat terjadi sesudah waktu Dhuhun dan jika deklinasi matahari nilainya mines (antara September – Maret) maka bayang-bayang qiblat terjadi sebelum dhuhur. Jika bayangan qiblat terjadi sebelum Dhuhur maka ujung bayangan menghadap qiblat akan tetapi jika terjadi setelah Dhuhur maka ujung bayangannya membelakangi qiblat. .

Dalam menghitung Rashdul Qiblah ini, komponen yang yang diperlukan dalam perhitungan :

1. Arah Qiblat yang telah dihitung. Dalam hal ini dari YPMS Tambun 64º 53’ 6,8” U–B  dan  25º 6’ 53” B–U

2. Lokasi Tempat. Dalam hal ini Lokasi YPMS Tambun berada pada Lintang Фt = ( -6º -15’ -8,85 ) , Bujur λt=(+107º 03’ 6,34” )

3. Data Deklinasi Matahari (δ) atau mayl pada tanggal yang bersangkutan. Data ini dapat dilacak pada data ephemeris, Almanak Nautika atau table-tabel astronomi

4. Equation Transit (e.t) /  (ta’dil Awqat) . Kalau  Equation of Time bertanda (+) maka  C = 12 – e, kalau  Equation of Time (–)  maka C = 12 + e.   Untuk data Equation Of Time bisa didapatkan dari Tabel Ephemeris atau Almanak nautika atau Winhisab
   
P = Sudut Pembantu (besarnya busur yang dihitung dari titik Utara ke arah Timur sampai arah Kiblat. (Azimuth arah Kiblat).  

m = Jarak antara kutub Utara dengan deklinasi matahari diukur sepanjang lingkaran deklinasi. Besarnya (a)  ini dapat dihitung melalui rumus 90º –   δm   .
Jika matahari berdeklinasi Utara (+) maka,  a = 90º – δm
Jika matahari berdeklinasi Selatan (–) maka, a = 90º +  δm
        
Q = Sudut Arah Kiblat yang bersangkutan. Sudut ini telah ditentukan terlebih dahulu. (U – B/T). 

n = Jarak antara kutub Utara dengan Zenith. (besarnya  Zenith sama dengan besarnya Lintang Tempat yang  bersangkutan). Komponen (b) ini dapat dihitung  dengan rumus 90º – Фt ,   ketentuannya:   
Bila tempat yang bersangkutan berlintang tempat Utara (+) maka,  b = 90º – Фt
Bila tempat yang bersangkutan berlintang tempat Selatan (–) maka,  b = 90º + Фt

m
=90º – ( δm ) 
n
=90º – ( Фt ) 


P
= abs ( tanˉ¹ ( 1 / (cos n  x tan AQ)) )
Ca
= abs ( cosˉ¹ (1 /( tan m  x tan n   x cos P)) )


I. C
= abs ( Ca – P)    (kemungkinan I matahari ada di atas ufuk)

= abs (abs (tanˉ¹ ( 1 / (cos b x tan Q)) )  -  abs(cosˉ¹ (1 /(tan a x tan b x cos P))) )


II. C
= abs ( Ca + P )  (kemungkinan II matahari ada di atas ufuk)

= abs (abs (tanˉ¹ ( 1 / (cos b x tan Q)) )  +  abs(cosˉ¹ (1 /tan a x tan b x cos P)) )


RQ
= 12 – ( Ca / 15 )


Contoh :

Jam berapa bayang bayang qiblat dapat diukur di YPMS Tambun Bekasi pada 1 Agustus 2019 ?.

Sebagaimana Posisi YPMS Tambun yang berada di :

Lintang Фt = (-6º -15 -8,85’) (LU positif   +  dan LS negatif  - ) ,
Bujur λt=(+107º 03’  6,34” )  (BT positif   +  dan BB negatif  - )
Arah Qiblat Q = 64º 53’ 6,8” (U – B ) atau 25º 6’ 53,15” ( B- U )
Azimut Qiblat AQ = 295º  6’  53,15”
Data δm  pada tanggal 1- 8- 2019 sebesar  18º 10,3’
Equation Of Time pada tanggal 1 – 8 – 2019  sebesar  - 06ᵐ  -18ᵈ


m
= 90 – (18º 10,3’) = 71º  49’ 42”
n
= 90 -  (-6º -15’ -8,85” )  =  96º 15’ 8,85”  


P
= abs ( tanˉ¹ ( 1 / (cos n  x tan AQ)) )
P
= | tanˉ¹ ( 1 / (cos (96º 15’ 8,85”) . tan (295º  6’  53,15”|

=|  tanˉ¹ (1 / ( -0,108909526  x (-2,133340212))  |

=| tanˉ¹ (1 /  0,232341069) |    

= 76º   55’  11,66”


Ca
= abs (cosˉ¹  ((1 / (tan m  x tan n   x cos P)) ))

=|  cosˉ¹ (1/ (tan m   x  tan n  x cos  P) |

= | cosˉ¹ (1/ (tan (71º  49’ 42”)  x  tan (96º 15’ 8,85”)   x  cos (76º   55’  11,66”) |  

= | cosˉ¹ ( 1/ (3,046594051)  x (-9,127316086)  x  (0,226312917)  |

= | cosˉ¹  (1/ -6,293134631) |

= 99º  8’  35,69”


et
=  6m 8d   ( lihat tabel  )
KWD
=  ( λt – 105 ) / 15   ( untuk WIB)

= (107º  3’ 6,8” - 105º ) / 15 = 8m  12,45d


I.   C
=  Ca – P       ( kemungkinan pertama )

=  99º  8’  35,69” - 76º   55’  11,66”      

=  22º  13’  24,03”

= 1j  28m  53,6d


RQ I
= 12 + 1j  28m  53,6d        ( 12 + C )

= 13 : 28 : 53,6     WIS     

= 13 : 22 : 45,6     LMT          ( C – et (6m 18d) )

= 13 : 14 : 33,15   WIB           ( C – et – KDW)




II.  C 
= Ca + P  ( kemungkinan kedua )

= 99º  8’  35,69”” + 76º   55’  11,66”

= 176º  3’  57,35”

= 11j  25m 4,59d


RQ II
= 12 + 11j   44m  15,82d

= 23 : 44 : 15,82    WIS      (Tidak mungkin, karena Matahari masih tenggelam di bawah ufuk)

= 23 :  38 : 07,82    LMT

= 23 :  29 : 54,37     WIB

Agar lebih akurat, perhitungan diulang lagi dengan mengganti nilai deklinasi dan ET dari Tabel Ephemeris yang sudah diinterpolasi (di ta’dil) pada jam yang dimaksud. Karena dalam contoh di atas, perhitungan dilakukan dengan menggunakan nilai Deklinasi dan ET taqribi ( pendekatan). ( silakan lihat Tabel Ephemeris terbitan Depag atau Software Winhisab)

Ayo kita lanjutkan perhitungannya dengan menta’dil deklinasi dan ET dari Tabel Ephemeris :

Lihat Tabel Ephemeris pada 1 – 8 – 2019 !

δm pada jam 06:00  GMT = 18° 04' 34"
δm pada jam 07:00  GMT = 18° 03' 57"

Selisih kedua δm itu adalah = 0º 0’ 37”. Selisih waktu dari jam 13 : 00  ke  13 :14 : 33,15 adalah 14m  33,15d

δm  pada 13:30:49,3 WIB = 18° 04' 34" +  (0º 0’ -37”) x ( 14m 33,15d) = 18° 04' 34" +  0º  0’  --8,97” 
                                          = 18º 4’ 25,03’


Et pada jam 06 : 00 GMT = -6 m  -23 s
Et pada jam 07 : 00 GMT = -6 m  -23 s 
Karena nilainya sama, maka tak perlu lagi interpolasi.

Mari kita ulangi lagi perhitungan di atas dengan nilai dekliansi dan ET yang sudah diinterpolasi :

m
=  90º - 18º 4’ 25,03’= 71º  55’ 34,97”
n
=  90 -  (-6º -15’ -8,85” )  =  96º 15’ 8,85”  


P
=  abs ( tanˉ¹ ( 1 / (cos n  x tan AQ)) )

= | tanˉ¹ ( 1 / (cos (96º 15’ 8,85”) . tan (295º  6’  53,15”|

=|  tanˉ¹ (1 / ( -0,108909526  x (-2,133340212))  |

= 76º   55’  11,66”


Ca
= abs (cosˉ¹  ((1 / (tan m  x tan n   x cos P)) ))

=|  cosˉ¹ (1/ (tan m   x  tan n  x cos  P) |

= | cosˉ¹ (1/ (tan (71º  55’ 34,97”)  x  tan (96º 15’ 8,85”)   x  cos (76º   55’  11,66”))  |  

= | cosˉ¹ ( 1/ (3,0642810692454)  x (-9,127316086)  x  (0,226312917)  |

= | cosˉ¹  (1/ -6,32966946)  |

= 99º  5’  24,8”


et
= 6m  23d
KWD
= 8m 12,45d


I.  C
= Ca - P

=  99º  5’  24,8”   - 76º   55’  11,66”

= 22º  10’  12,48”

= 1j  28m  40,83d


RQ I
= 12 + 1j  28m  22,37d

= 13 : 28 : 40,83   WIS

= 13 : 22 : 17,83  LMT

= 13 : 14 : 5,38    WIB


II.  C
= Ca + P

=  99º  5’  24,8”  + 76º   55’  11,66”

= 176º  0’  35,68”

= 11j   44m  2,379d


RQ II
= 12 + 11j  44m  2,379d

= 23 : 44 : 2,379   WIS  ( Tidak mungkin, matahari di bawah ufuk)



Pada jam 13:14 WIB ,  Bayangan dari tiang tegak di lapangan di Tambun akan mengarah ( berhimpit dengan bayangan Ka’bah ) ke Qiblat, dengan pangkal bayangan mengarah ke Qiblat dan ujung bayangan menjauh dari Qiblat. 

Note: Karena rumus Rashdul Qiblah ada dua kemungkinan, Mungkinah Rashdul Qiblah terjadi dua kali dalam satu hari ?






<
SHARE :