Sudahkah Anda Beridul Fithri ? Sudahkah Anda Beridul Fithri ?

قُلْ يَٰٓأَهْلَ ٱلْكِتَٰبِ تَعَالَوْاْ إِلَىٰ كَلِمَةٍۢ سَوَآءٍ بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمْ أَلَّا نَعْبُدَ إِلَّا ٱللَّهَ وَلَا نُشْرِكَ بِهِۦ شَيْـًٔا وَلَا يَتَّخِذَ بَعْضُنَا بَعْضًا أَرْبَابًا مِّن دُونِ ٱللَّهِ ۚ فَإِن تَوَلَّوْاْ فَقُولُواْ ٱشْهَدُواْ بِأَنَّا مُسْلِمُونَ

Katakanlah: "Hai Ahli Kitab, marilah (berpegang) kepada suatu kalimat (ketetapan) yang tidak ada perselisihan antara kami dan kamu, bahwa tidak kita sembah kecuali Allah dan tidak kita persekutukan Dia dengan sesuatu pun dan tidak (pula) sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai Tuhan selain Allah. Jika mereka berpaling maka katakanlah kepada mereka: "Saksikanlah, bahwa kami adalah orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)". (QS. Al Imran [3]: 64)

Qawluna

Apakah Tuhan yang kau sembah samadengan Tuhan yang disembah Muhammad saw ?

Apakah Islam yang kau anut itu samadengan Islam yang dianut oleh Muhammad saw ?

Apakah Kitab yang kau baca itu samadengan Kitab yang dibaca oleh Muhammad saw?

Kapan jiwamu tunduk kepada Pencipta Langit Dan Bumi padahal tubuhmu PASTI tunduk kepada Pencipta Langit Dan Bumi ?

Sudahkah Anda Beridul Fithri ?

Apakah Idul Fithri Yang Anda Rayakan Dapat Mengembalikan Kefithrian Anda ?



Pemahaman Idul Fithri biasanya ada dua penjelasan yang banyak kita dengar di setiap khutbah atau ceramah Para Ustadz. Ada yang mengartikan Idul Fithri itu dimaksudkan “Kembali Berbuka (boleh makan dan minum)  dan ada yang mengartikan bahwa Idul Fithri itu “Kembali Suci”.

Dalam artikel ini, saya tidak tertarik dengan pengertian “Kembali boleh makan dan minum”, tapi lebih tertarik pada :

فَأَقِمۡ وَجۡهَكَ لِلدِّينِ حَنِيفٗاۚ فِطۡرَتَ ٱللَّهِ ٱلَّتِي فَطَرَ ٱلنَّاسَ عَلَيۡهَاۚ لَا تَبۡدِيلَ لِخَلۡقِ ٱللَّهِۚ ذَٰلِكَ ٱلدِّينُ ٱلۡقَيِّمُ وَلَٰكِنَّ أَكۡثَرَ ٱلنَّاسِ لَا يَعۡلَمُونَ ٣٠

Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada peubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui
(QS Ar Ruum : 30)

Pada ayat di atas, Fithrah Anda adalah ISTIQAMAH berada pada aturan yang hanif ( lurus). Karena Allah menciptakan manusia dalam keadaan fithrah (suci). Baik yang lahir dari orang tua yang beragama apapun dan dari kelahiran apapun, yang pasti manusia diciptakan dalam keadaan suci. Dari sejak dilahirkan hingga meninggalkan dunia, Allah swt telah menetapkannya dalam keadaan suci. Tetapi kesucian itu dikotori oleh manusia sendiri. 

Di atas jelas, Fithrah manusia adalah “fa aqim wajhaka liddiini HANIIFA”. Selalu istiqamah berjalan di atas diin haniif.
  1. Agama yang dibawa Ibrahiim (QS. Ali Imran : 67)
  2. Tidak syirik
  3. Mencari kebenaran dari Sumbernya. Bukan mencari di Kaum adat.
  4. Selalu Amar Ma’ruf Nahi Munkar

Beranikah Anda mencari kebenaran seperti Ibrahim mencari Tuhan semesta alam dengan menggunakan akal sehat ?. 
Beranikah Anda melawan arus menentang kekufuran ? 
Beranikah Anda Tidak syirik ? 
Beranikah menghadapi marabahaya dengan taruhan nyawa sebagaimana Ibrahim yang dibakar hidup hidup demi mempertahankan kebenaran ?

Jangan pernah merasa haniif jika Anda setiap hari masih bersentuhan dan bersama kemusyrikan walau tersamar !!!. Karena QS 2:67 menyatakan pribadi seorang haniif yang dicontohkan Ibrahim as sebagai figur Bapak Tauhid .

Jadi, apa makna Idul Fithri yang Anda rayakan setiap tahun ba’da Ramadlan ?

Setidaknya, saya berpendapat bahwa jika manusia sanggup mengambil ilmu dalam puasa Ramadlan, maka manusia akan mencukupkan dirinya dengan ilmu itu. Tidak memerlukan Ilmu yang aneh yang pada akhirnya mengajak hatinya menuju ke kesesatan. Sayangnya, banyak dari kita yang menganggap bahwa puasa Ramadlan HANYA SEKEDAR kewajiban. Dan enggan mengambil ilmunya.

Tentu bagi manusia yang bersedia mengambil ilmu dari puasa akan mempraktekan latihan selama sebulan penuh untuk dijadikan dasar kehidupan (Rukun Hayah). Dan orang itu tidak lagi menganggap puasa hanya sekedar menahan lapar dan haus. Tapi berlatih dan berlatih untuk mendapatkan kebahagiaan sejati

وَأَمَّا مَنۡ خَافَ مَقَامَ رَبِّهِۦ وَنَهَى ٱلنَّفۡسَ عَنِ ٱلۡهَوَىٰ ٤٠ فَإِنَّ ٱلۡجَنَّةَ هِيَ ٱلۡمَأۡوَىٰ ٤١

Dan adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya. maka sesungguhnya surgalah tempat tinggal(nya)
(QS An Naazi’at : 40-41)

Dengan Rahmat dari Allah, manusia diberi kesempatan utnuk kembali ke fithrahnya sebagaimana sudah menjadi ketetapan dari Allah untuk manusia. Tawaran berlaku sepanjang hayat manusia untuk Idul Fithri. Tentu dalam tawaran itu, kita tidak boleh lagi melakukan pekerjaan yang dilarang oleh Allah. Harus berani mengambil sikap untuk menegakkan kebenaran dan meninggalkan kemunkaran, kemaksiatan, kefasiqan, kekufuran dan kemjusyrikan.

Jika manusia bersedia untuk merubah dirinya dari kotoran (dzunub), maka inilah yang dimaksud dengan

إِنَّ ٱللَّهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوۡمٍ حَتَّىٰ يُغَيِّرُواْ مَا بِأَنفُسِهِمۡۗ

Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.
(QS. Ar Ra’d : 11)

QS. Ar Ra'd :11 sangat jelas mengajarkan pada kita APA KITA MAU BERUBAH. 

Seringkali, ayat ini dipakai untuk hujjah agar manusia giat mencari kesuksesan materi atau duniawi. Seolah kita harus berakselerasi dalam bekerja dan berusaha agar tidak jatuh miskin. Padahal, ayat ini mendidik manusia agar selalu "kembali ke fithrah" dan tentunya....untuk "kembali ke fitrah" butuh usaha yang sungguh sungguh. 

Kalau tentang urusan duniawi, Nabi sudah berpesan : 

انتم اعلم بدنيائكم 

"Anda lebih tahu duniamu".


Jadi yang dimaksud dengan ajakan "BERUBAH" itu, apakah mau berubah untuk kembali ke Fithrah ataukah mau berubah agar menjadi orang kaya bergantung pada i'tikad Anda.



والله اعلم بالصواب

SHARE :