Bisnis Kuburan
“Orang sudah mati tidak akan bisa bangun
lagi”, begitulah kira kira orang berkata pada orang yang sudah mati. Sayangnya
pandangan itu ditujukan hanya sebatas pada Ahli Kubur dari kalangan orang awwam. Bagaimana pandangan
orang pada para orang sholeh (Para Wali / Kyai) yang sudah meninggal ? Tentu akan
sangat berbeda kan ? Buktinya ada sebagian orang yang membuat kuburan orang shaleh jadi
masjid, tempat bertapa, tempat mengadukan nasib dsb.
Jujur saja, masyarakat Indonesia yang suka klenik akan suka dengan ritual kuburan. Dari sinilah orang mulai melirik BISNIS KUBURAN yang tentu dapat mendatangkan profit bagi pihak yang kreatif. Terlepas diperbolehkan atau tidak oleh agama, yang pasti bisnis kuburan sudah berjalan bertahun tahun dan bertahan sampai sekarang.
***
Sudah tahu tentang San Diego Hills Memorial Parks and Funeral Homes yang dikelola oleh PT. Lippo Karawaci, Tbk ?
Ladang bisnis proferti dengan variabel “Orang Mati” dikelola oleh Perseroan untuk mencari keuntungan dengan menyediakan tempat mengubur orang mati disertai fasilitas taman pemakaman eksklusif, danau seluas 8 Ha., kapel, musholla, restoran Italia, jogging track, kolam renang, florist & gift shop, padang rumput asri bagi outdoor activity, hingga gedung serba guna berkapasitas 250 orang.
Bagi mereka (orang kafir) tentu bisnis dengan variabel orang mati tak perlu lagi ditinjau dengan Hukum Islam. Sah sah saja mereka melakukan apapun. Hukum Islam takm mengikat mereka. Tetapi bagaimana dengan orang yang mengaku beragama Islam tetapi melakukan bisnis pemakaman ?
Seperti yang pernah didengar, Al Azhar Memorial Garden juga menawarkan bisnis kuburan. Sebuah usaha bisnis yang digawangi oleh PT Nusantara Prima Sukses Sejati yang konon sahamnya dikuasai oleh YPI (Yayasan Pesantren Islam) Al Azhar melalui PT Berkah Gemilang. Walaupun mereka bilang ini pemakaman yang dikelola secara syar’i, tetapi dapat dipastikan ini SANGAT JAUH dari nilai nilai kebenaran Islam.
Mana ada ajaran Islam yang memperbolehkan bisnis dengan variabel kematian manusia ? di mana dasarnya? Bahkan itu sangat membebani Shahibul Mushibah yang semestinya dihibur. Bukan dibuat susah. Dan kelakukan membuat megah kuburan hanya ada di kalangan yahudi dan nasrani (Ahli Kitab) (Qs 18:21)
***
OK...Itu sih bisnis yang bermodalkan besar. Sekarang bisnis yang bermodal kecil sering juga dilakukan orang biasa, walaupun mungkin bersifat insidentil (sewaktu waktu).
Menyiapkan kembang (bunga bungaan) untuk para peziarah kubur dan mengajak orang untuk keliling ke kuburan para wali juga dapat mendatangkan profit.
Mungkin ada Para Ustadz di kampung kampung yang tidak setuju dengan tradisi ini. Tetapi Para Kyai / Ustadz yang setuju dengan ziarah ke para wali juga masih banyak. Dan bila mampu mengkoordinir jamaah untuk ikut keliling berziarah kubur, tentu akan lumayanlah . dan bila setahun dua kali menyelenggarakan tour ziarah, tentu akan sangat banyak pundi pundi yang didapat.
Umumnya para Ustadz memberikan pemahaman bahwa ziarah kubur ke Para Wali dimaksudkan untuk NGALAP BERKAH . lalu dilanjutkan tentang pemahaman bahwa orang beriman yang meninggal itu tidaklah mati, melainkan hidup dan mendapatkan rizqi yang melimpah. Setelah itu masyarakat juga diberi pemahaman bahwa berwasilah itu seperti kita mengisi air di dalam gentong yang kalau sudah luber, maka luberannya akan mengalir ke kita. Dan seabrek pemahaman lain yang tidak tahu dasar hukumnya darimana ,,,, semuanya dijabarkan. Seolah perbuatan Ziarah keliling itu akan mendapatkan berkah dari sebab mendatangi kuburan orang shaleh itu.
Apa iya begitu ?
***
Bahwa Ziarah Kubur ada dasarnya, memang benar ada. Tapi maksud dan tujuan ziarah yang disyariatkan dalam Hadits Nabi adalah hanya untuk MENGINGATKAN KEMATIAN pada orang yang berziarah tadi. Hanya itu. Selain itu tidak ada.
Bahwa tawasul dalam syariat Islam itu ada. Bahkan itu disampaikan dengan dalil naqli yang qath’i (QS 5:35). Tetapi bukan berarti itu sama dengan kirim doa. Karena yang dimaksud tawasul menurut Al Quran adalah sarana (cara/ jalan) untuk mendekatkan diri kepada Allah swt.
Bahwa orang jihad fi sabilillah yang gugur sebenarnya tidak mati tetapi hidup dan mendapatkan rizqi, memang ada dasarnya. Tetapi mereka tak bisa berbuat apapun selama di alam Barzakh.
Jujur saja, masyarakat Indonesia yang suka klenik akan suka dengan ritual kuburan. Dari sinilah orang mulai melirik BISNIS KUBURAN yang tentu dapat mendatangkan profit bagi pihak yang kreatif. Terlepas diperbolehkan atau tidak oleh agama, yang pasti bisnis kuburan sudah berjalan bertahun tahun dan bertahan sampai sekarang.
***
Sudah tahu tentang San Diego Hills Memorial Parks and Funeral Homes yang dikelola oleh PT. Lippo Karawaci, Tbk ?
Ladang bisnis proferti dengan variabel “Orang Mati” dikelola oleh Perseroan untuk mencari keuntungan dengan menyediakan tempat mengubur orang mati disertai fasilitas taman pemakaman eksklusif, danau seluas 8 Ha., kapel, musholla, restoran Italia, jogging track, kolam renang, florist & gift shop, padang rumput asri bagi outdoor activity, hingga gedung serba guna berkapasitas 250 orang.
Bagi mereka (orang kafir) tentu bisnis dengan variabel orang mati tak perlu lagi ditinjau dengan Hukum Islam. Sah sah saja mereka melakukan apapun. Hukum Islam takm mengikat mereka. Tetapi bagaimana dengan orang yang mengaku beragama Islam tetapi melakukan bisnis pemakaman ?
Seperti yang pernah didengar, Al Azhar Memorial Garden juga menawarkan bisnis kuburan. Sebuah usaha bisnis yang digawangi oleh PT Nusantara Prima Sukses Sejati yang konon sahamnya dikuasai oleh YPI (Yayasan Pesantren Islam) Al Azhar melalui PT Berkah Gemilang. Walaupun mereka bilang ini pemakaman yang dikelola secara syar’i, tetapi dapat dipastikan ini SANGAT JAUH dari nilai nilai kebenaran Islam.
Mana ada ajaran Islam yang memperbolehkan bisnis dengan variabel kematian manusia ? di mana dasarnya? Bahkan itu sangat membebani Shahibul Mushibah yang semestinya dihibur. Bukan dibuat susah. Dan kelakukan membuat megah kuburan hanya ada di kalangan yahudi dan nasrani (Ahli Kitab) (Qs 18:21)
***
OK...Itu sih bisnis yang bermodalkan besar. Sekarang bisnis yang bermodal kecil sering juga dilakukan orang biasa, walaupun mungkin bersifat insidentil (sewaktu waktu).
Menyiapkan kembang (bunga bungaan) untuk para peziarah kubur dan mengajak orang untuk keliling ke kuburan para wali juga dapat mendatangkan profit.
Mungkin ada Para Ustadz di kampung kampung yang tidak setuju dengan tradisi ini. Tetapi Para Kyai / Ustadz yang setuju dengan ziarah ke para wali juga masih banyak. Dan bila mampu mengkoordinir jamaah untuk ikut keliling berziarah kubur, tentu akan lumayanlah . dan bila setahun dua kali menyelenggarakan tour ziarah, tentu akan sangat banyak pundi pundi yang didapat.
Umumnya para Ustadz memberikan pemahaman bahwa ziarah kubur ke Para Wali dimaksudkan untuk NGALAP BERKAH . lalu dilanjutkan tentang pemahaman bahwa orang beriman yang meninggal itu tidaklah mati, melainkan hidup dan mendapatkan rizqi yang melimpah. Setelah itu masyarakat juga diberi pemahaman bahwa berwasilah itu seperti kita mengisi air di dalam gentong yang kalau sudah luber, maka luberannya akan mengalir ke kita. Dan seabrek pemahaman lain yang tidak tahu dasar hukumnya darimana ,,,, semuanya dijabarkan. Seolah perbuatan Ziarah keliling itu akan mendapatkan berkah dari sebab mendatangi kuburan orang shaleh itu.
Apa iya begitu ?
***
Bahwa Ziarah Kubur ada dasarnya, memang benar ada. Tapi maksud dan tujuan ziarah yang disyariatkan dalam Hadits Nabi adalah hanya untuk MENGINGATKAN KEMATIAN pada orang yang berziarah tadi. Hanya itu. Selain itu tidak ada.
Bahwa tawasul dalam syariat Islam itu ada. Bahkan itu disampaikan dengan dalil naqli yang qath’i (QS 5:35). Tetapi bukan berarti itu sama dengan kirim doa. Karena yang dimaksud tawasul menurut Al Quran adalah sarana (cara/ jalan) untuk mendekatkan diri kepada Allah swt.
Bahwa orang jihad fi sabilillah yang gugur sebenarnya tidak mati tetapi hidup dan mendapatkan rizqi, memang ada dasarnya. Tetapi mereka tak bisa berbuat apapun selama di alam Barzakh.
وَلَا
تَقُولُواْ لِمَن يُقۡتَلُ فِي سَبِيلِ ٱللَّهِ أَمۡوَٰتُۢ
بَلۡ أَحۡيَآءٞ وَلَٰكِن
لَّا تَشۡعُرُونَ ١٥٤
Dan janganlah kamu mengatakan terhadap orang-orang yang gugur di jalan Allah, (bahwa mereka itu) mati; bahkan (sebenarnya) mereka itu hidup, tetapi kamu tidak menyadarinya
(Al Baqarah : 154)
وَلَا
تَحۡسَبَنَّ ٱلَّذِينَ قُتِلُواْ فِي سَبِيلِ ٱللَّهِ أَمۡوَٰتَۢاۚ بَلۡ
أَحۡيَآءٌ عِندَ رَبِّهِمۡ يُرۡزَقُونَ ١٦٩
Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati; bahkan mereka itu hidup disisi Tuhannya dengan mendapat rezeki
(QS Ali Imran : 169)
حَدَّثَنَا
يَعْقُوبُ، حَدَّثَنَا أَبِي، عَنِ ابْنِ إِسْحَاقَ، حَدَّثَنَا إِسْمَاعِيلُ بْنُ
أُمَيَّةَ بْنِ عَمْرو بْنِ سَعِيدٍ، عَنْ أَبِي الزُّبَيْرِ الْمَكِّيِّ، عَنِ ابْنِ
عَبَّاسٍ، رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "لَمَّا أُصِيبَ إخْوَانُكُمْ بِأُحُدٍ جَعَلَ اللهُ أَرْوَاحَهُمْ
فِي أَجْوَافِ طَيْرٍ خُضْرٍ، تَرِدُ أَنْهَارَ الْجَنَّةِ، وتَأْكُلُ مِنْ ثِمَارِهَا
وَتَأْوِي إِلَى قَنَادِيلَ مِنْ ذَهَبٍ فِي ظِلِّ الْعَرْشِ، فَلَمَّا وَجَدُوا طِيبَ
مَشْرَبِهِمْ، وَمَأْكَلِهِمْ، وَحُسْنَ مُنْقَلَبِهِم قَالُوا: يَا لَيْتَ إِخْوَانَنَا
يَعْلَمُونَ مَا صَنَعَ اللَّهُ لَنَا، لِئَلا يَزْهَدُوا فِي الْجِهَادِ، وَلا يَنْكُلُوا
عَنْ الْحَرْبِ" فَقَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ: أَنَا أُبَلِّغُهُمْ عَنْكُمْ.
فَأَنزلَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ هَؤُلاءِ الآيَاتِ: {وَلا تَحْسَبَنَّ الَّذِينَ قُتِلُوا
فِي سَبِيلِ اللَّهِ أَمْوَاتًا بَلْ أَحْيَاءٌ عِنْدَ رَبِّهِمْ يُرْزَقُونَ} وَمَا
بَعْدَهَا".
Dikatakan bahwa telah menceritakan kepada kami Ya'qub, telah menceritakan kepada kami ayahku, dari Abu Ishaq, telah menceritakan kepada kami Ismail ibnu Umayyah ibnu Amr ibnu sa'id ibnu Abuz Zubair Al-Makki, dari Ibnu Abbas yang menceritakan bahwa Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam pernah bersabda: Ketika saudara-saudara kalian gugur dalam peperangan Uhud, maka Allah menjadikan arwah mereka di dalam perut burung hijau yang selalu mendatangi sungai-sungai surga dan memakan buah-buahannya, hingga pada lampu-lampu emas yang ada di bawah naungan Arasy. Ketika mereka merasakan makanan dan minuman mereka yang sangat enak dan tempat mereka yang sa-ngat baik itu, maka mereka mengatakan, "Aduhai, sekiranya teman-teman kita mengetahui apa yang dilakukan oleh Allah terhadap kita, agar mereka tidak enggan dalam berjihad dan tidak malas dalam melakukan peperangan." Maka Allah ber-firman, "Akulah Yang akan menyampaikan berita kalian kepada mereka." Maka Allah menurunkan ayat ini, yaitu firman-Nya: Janganlah kalian mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati, bahkan mereka itu hidup di sisi Tuhannya dengan mendapat rezeki. (Ali Imran: 169) dan ayat sesudahnya.
Terus .... Dengan keadaan para Mujahid yang gugur di medan jihad dan diberi rizki berlimpah , apakah dengan itu kita beralasan akan mendapatkan luberan para syuhada itu tadi ?
Waduhhh...... TERLALU JAUH !!!
Satu hal untuk orang yang hobi ziarah ke tempat para wali (orang shaleh), KENAPA TIDAK MENDATANGI TEMPAT TANDA SUJUD (Masjid) PARA WALI (Orang Shaeh) ITU ?. Bukankah ini yang seharusnya dilakukan ? (QS 9: 108) KENAPA KUBURAN YANG JADI TUJUAN BEPERGIAN ?
Belum lagi, jika orang yang mengkultuskan seseorang yang mungkin dianggap punya leuwih doyoh tentu ini sangat bertentangan dengan ajaran Islam. Apalagi jika di sana ada pemborosan (menggunakan uang dengan tidak semestinya) .....Waahhh makin runyam deh efek yang didapat.
***
Kenapa umat Islam begitu meyakini bahwa dengan melakukan ziarah ke beberapa waliyullah kehidupannya akan jauh lebih baik ?, Kenapa bukan dengan meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT agar kehidupannya jadi lebih baik ? Kenapa Para Ustadz / Kyai tidak meluruskan aqidah terutama tentang niat ziarah sehingga tidak melenceng dari tawhid dan tidak terjerumus ke kemusyrikan ?
Boleh jadi sebagian orang berkilah bahwa ziarah kubur memang bukan untuk meminta ke Ahli Kubur. Tetapi yakinkah orang itu hatinya tidak condong pada si Ahli Kubur itu ?
Ada bisnis yang terselubung yang dilakukan oleh para pemuka agama yang bekerja sama dengan biro biro perjalanan. Biasanya mereka merekrut beberapa orang yang punya pengaruh di kampung untuk mensosialisasikan kepada masyarakat bahwa pada bulan anu akan diadakan perjalanan ziarah ke makam para waliyullah, yang tentunya orang-orang tersebut didoktrin agar bisa meyakinkan masyarakat tentang mujarabnya bilamana ziarah ke makam para waliyullah, serta mencontohkan beberapa orang yang telah melakukan ziarah hidupnya jauh lebih baik dan sejahtera.
Menanggapi berbagai propaganda yang dapat meyakinkan masyarakat, maka berduyun-duyun lah orang-orang mendaftarkan diri untuk melakukan ziarah dengan kelompok itu, mereka tak peduli berapapun biaya yang dipatok oleh ketua pelakasana ziarah, karena setbacknya (dalam khayalan) akan jauh lebih besar dari biaya yang dikeluarkan. Sehingga tak heran banyak masyarakat dari kalangan tidak mampu hutang sana sini, menjual barang-barang yang masih layak untuk dijual dll demi mengikuti bisnis kuburan. Harapan muluk muluk (dalam khayalannya) adalah ingin persoalan hidupnya dikabulkan denan perantara Wali anu.
***
Inilah efek berantai dari ajaran yang tidak didasari aqidah yang kuat. Rentetannya bisa lebih jauh lagi.
Ayolah Tetap perkuat aqidah Islam yang sesuai Tuntunan Nabi saw. Anda tidak mengikuti jejak wali anu tidak berdosa. Tetapi Anda tidak mencontoh Nabi, dimurkai Allah Allah dan berdosa.
والله
أعلم بالصواب