Tuhan Itu Satu Tuhan Itu Satu

قُلْ يَٰٓأَهْلَ ٱلْكِتَٰبِ تَعَالَوْاْ إِلَىٰ كَلِمَةٍۢ سَوَآءٍ بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمْ أَلَّا نَعْبُدَ إِلَّا ٱللَّهَ وَلَا نُشْرِكَ بِهِۦ شَيْـًٔا وَلَا يَتَّخِذَ بَعْضُنَا بَعْضًا أَرْبَابًا مِّن دُونِ ٱللَّهِ ۚ فَإِن تَوَلَّوْاْ فَقُولُواْ ٱشْهَدُواْ بِأَنَّا مُسْلِمُونَ

Katakanlah: "Hai Ahli Kitab, marilah (berpegang) kepada suatu kalimat (ketetapan) yang tidak ada perselisihan antara kami dan kamu, bahwa tidak kita sembah kecuali Allah dan tidak kita persekutukan Dia dengan sesuatu pun dan tidak (pula) sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai Tuhan selain Allah. Jika mereka berpaling maka katakanlah kepada mereka: "Saksikanlah, bahwa kami adalah orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)". (QS. Al Imran [3]: 64)

Qawluna

Apakah Tuhan yang kau sembah samadengan Tuhan yang disembah Muhammad saw ?

Apakah Islam yang kau anut itu samadengan Islam yang dianut oleh Muhammad saw ?

Apakah Kitab yang kau baca itu samadengan Kitab yang dibaca oleh Muhammad saw?

Kapan jiwamu tunduk kepada Pencipta Langit Dan Bumi padahal tubuhmu PASTI tunduk kepada Pencipta Langit Dan Bumi ?

Tuhan Itu Satu

Tuhan Itu Satu




وَإِلَٰهُكُمۡ إِلَٰهٞ وَٰحِدٞۖ لَّآ إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ ٱلرَّحۡمَٰنُ ٱلرَّحِيمُ ١٦٣

Dan Tuhanmu adalah Tuhan Yang Maha Esa; tidak ada Tuhan melainkan Dia Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang
(QS Al Baqarah : 163)


قُلۡ هُوَ ٱللَّهُ أَحَدٌ ١  ٱللَّهُ ٱلصَّمَدُ ٢  لَمۡ يَلِدۡ وَلَمۡ يُولَدۡ ٣  وَلَمۡ يَكُن لَّهُۥ كُفُوًا أَحَدُۢ ٤

Katakanlah: "Dialah Allah, Yang Maha Esa
Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu
Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan
dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia"
(QS Al Ikhlash : 1 – 4)

***


Tuhan itu satu. Allah itu satu. Ini sudah qath’i. Dalam ajaran yang dianut manusia di dunia ini, hanya Islam yang bisa diterima dengan nalar yang sehat dan tidak mengundang tanda tanya di setiap penganutnya. 

Lalu, bagaimana ummat lain menjelaskan tentang TUHAN ITU SATU sedangkan mereka sesungguhnya bertuhan banyak (walaupun tidak pernah mengakuinya di publik), ini persoaan yang ribet dan tak masuk akal. 

Budaya bangsa Indonesia yang mendasari untuk mengajak ke ‘Jalan Benar’ melahirkan ideologi bangsa Pancasila yang diawali dengan “Ketuhanan Yang Maha Esa”. 

Pertanyaan yang paling mendasar jika kita memperhatikan sila ke-1, apa sih makna “Esa” itu “ ? Apakah “Esa” itu “Satu” ataukah “Satu Kesatuan” ?. 

Sebut saja, ada yang orang memaknai “ESA” itu dengan “Kemanunggalangan” yang berarti “Satu Kesatuan dari Sejumlah Oknum”, tetapi mereka selalu menampik pemahaman seperti itu dalam retorikanya walaupun mereka tak punya argumen yang memadai. (https://kbbi.web.id/esa).  Trinitas ataupun Tritunggal adalah satu contoh dogma yang membingungkan ummat.  

Sesungguhnya untuk menunjukkan Satu dan Kemanunggalangan (Satu Kesatuan), Bahasa Sansekerta punya kosakata tersendiri. Dalam bahasa Sansekerta, Kemanunggalangan dinyatakan dengan “EKA”  (https://kbbi.web.id/eka-) 

Langit itu satu.
Bumi jug satu.
Jadi bagaimana mungkin Tuhan lebih dari satu ? 

Islam memandang Tuhan Berfirman, Tuhan Pencipta Tuhan Raja, Pengasih, Penyayang bukanlah menunjukkan banyak tuhan. Tetap Tuhan itu satu dengan beberapa sifatNya (Asmaul Husna). Jadi….bukan lantas karena berfirman lalu disebut Tuhan Fulan atau karena menolong lalu disebut Tuhan Fulan. Ini pemahaman yang salah. 

Jhon adalah seorang lelaki
Jhon bekerja sebagai Supir Ojek
Jhon juga sebagai Kepala Keluarga
Si Jhon tetap satu. sebagai lelaki, sopir ojek atau kepala keluarga adalah sebagai “sifat”Jhon. Bukan juga menunjukkann “satu kesatuan oknum”

***

Ada juga yang membuat saya tertawa dengan argumen yang mengatakan Orang Islam tidak mengenal Tuhannya. Tidak seperti ajaran agama lain yang menyatakan kenal dengan Tuhannya hanya karena ada cerita panca indera bisa melihat dan ngobrol bareng sama manusia yang dianggap sebagai tuhan.  Anak dari siapa dan dari bangsa mana. Sungguh terlalu dangkal cara berfikir seperti itu.

Ngawur bangetttt‼!.

Saya kasih tahu, bahwa di kampungku ada tambak udang yang tenaga ahlinya banyak didatangkan dari Sarjana Sekolah Ternama di bidang zoologi. Dan mereka menyelesaikan studi untuk meraih gelar sarjana perikanan minimal butuh waktu 4 tahun. Anda tahu….untuk mempelajari badan udang yang kecil segitu saja, Orang butuh waktu 4 tahun ?. Itupun tidak serta merta mereka tahu secara keseluruhan tentang udang.

Jadi, berhentilah jika Anda beranggapan Orang Islam tak mengenal Tuhan hanya karena tidak mampu Panca Indera menjangkauNya. Jangankan melihat tuhan, umur diri sendiri saja tidak tahu, kok merasa tahu dan mengenal Tuhan ?.

Catat baik baik ‼!. Terlihatnya sosok manusia yang dilantik sebagai Tuhan menunjukkan betapa mustahil. Jika Anda melihat sosok / apapun / siapapun yang dapat dijangkau dengan mata dan telingamu, itu  menunjukkan Obyek bisa dibatasi oleh ruang.

Tuhan tidak dibatasi  ruang dan waktu

Tuhan tidak bersukutu dengan makhluqNya. Tuhan tidak menjadi manuisa dan Manusia tak menjadi Tuhan. Tuhan tak  terimbasi apapun oleh perbuatan makhluqNya. Seberapapun makhluq Tuhan yang paling kuat dan digdaya ,  tetaplah TAK BERDAYA di hadapan Tuhan. 

Tidak ada manusia yang sebentar disebut Tuhan 100%. Sebentar disebut manusia 100%. Sebentar jadi Tuhan 100%. Dan begitu seterusnya. Bolak Balik gak karuan. Ini logika cacat. Ini Agama Cacat. 

Jika ada tuhan yang “memanusiakan” diri menjadi manusia. di mana kemanusiaan orang itu di saat orang menyebutnya sebagai Tuhan ?. Pada saat sebagai manusia 100%, tentu si oknum tersebut punya “Tanggung Jawab” sebagai manusia di hadapan Tuhannya. Tetapi jika disebut jadi “tuhan 100%”,  apakah tanggung jawab dari si oknum itu sebagai manusia terhenti atau tiada ?. 

Memaksakan diri untuk beriman walau akal fikir jadi rusak adalah kesesatan yang menyesatkan. Disuruh percaya (mengimani) pada khayalan manusia yang irasional dan kebuntuan akal adalah tindakan bodoh.

Sekali lagi, Socrates sebelum meninggal berpesan terhadap murid2nya  agar nanti ketika mati jangan dikubur. Dia berpesan seperti itu karena sebagai filosof besar, ia tak sampai bisa mengenal dirinya. Lalu bagaimana bisa, sekelompok manusia merasa mengenal Tuhan hanya karena Tuhan yang mereka banggakan itu dari golongan manusia ? 

Apakah karena orang itu bisa menghidupkan orang mati sebagai kemukjizatannya lantas disebut tuhan ? Apakah karena bisa menyembuhkan penyakit kronis lantas orang itu disebut tuhan ?. Jika iya, maka akan banyak tuhan tambahan. Karena banyak yang manusia yang diberikan kelebihan untuk menghidupkan makhluq yang sudah mati hidup lagi. 

Lalu, apa sih sesungguhnya yang ada di akal fikir mereka sampai manusia kok dijadikan tuhan?. Sehingga ketika harus memaksakan ajarannya agar sesuai dengan “Yang Maha Esa”, maka dicarilah argumen argumen kontradiktif.
SHARE :