Makna "Nahnu" (Kami) Dalam Al Quran
Kaum Salibis menuduh Kenapa Perkataan
(Firman) Tuhan kok memakai “Kami” ? Kalau “Kami” khan menunjukkan makna
plural.....Berarti sama donk dengan Tuhan Kesatuan atau Tuhan Perkumpulan ?
Tapi, untuk menjelaskan terhadap mereka (
Kaum Salibis ) repot juga sih. Soalnya mereka menggali dan mengoprek sana sini
dari isi Al Quran dari TERJEMAHAN Bahasa Indonesia,,,,Jadi bagaimana nyambung ?
Jadi Tulisan ini hanya untuk berbagi buat
sesama Kaum Muslim agar tidak kaget jika bertemu Kaum Salibis menanyakan ini.
***
Dari sekian kata ganti ( Dlamir) dalam
Bahasa Arab, ada yang bernama NAHNU نحن yang bisa diartikan Kami
atau Kita.
Faidah / Fungsi dari Dlamir NAHNU نحن tidaklah sama dengan fungsi kata ganti KAMI
dalam Bahasa Indonesia atau dalam Bahasa Inggris. Jika dalam Bahasa Indonesia atau Bahasa
Inggris, makna KAMI itu plural untuk menunjukkan makna Plural / jamak (
banyak), maka berbeda dalam Bahasa Arab :
1. Faidah Dasar dari
kata NAHNU نحن sebagai
المتكلم مع الغير (Plural
).
Ini makna yang
dikenal umum.
Selain Fungsi yang diseutkan di no #1,
ada juga fungsi /faidah lainnya seagaimana dinyatakan oleh Syaikhul Islam,
فالله سبحانه وتعالى يذكر نفسه تارة بصيغة
المفرد مظهراً أو مضمراً، وتارة بصيغة الجمع كقوله: “إنا فتحنا لك فتحاً مبيناً ” وأمثال
ذلك. ولا يذكر نفسه بصيغة التثنية قط، لأن صيغة الجمع تقتضي التعظيم الذي يستحقه ،
وربما تدل على معاني أسمائه، وأما صيغة التثنية فتدل على العدد المحصور، وهو مقدس عن
ذلك
Allah
ta’ala menyebut dirinya dengan kata yang bermakna tunggal, baik dengan kata
ganti tunggal atau dengan menyebut namanya. Dan terkadang, Allah menyebut
dengan bentuk jamak, seperti firman-Nya,
إنا فتحنا لك فتحاً مبيناً [“Sesungguhnya Kami akan memberikan kemenangan yang nyata bagimu.”
(QS. Al-Fath: 1).] Atau yang semisal
dengan ayat di atas. Dan Allah tidak pernah menyebut dirinya dengan kata yang
menunjukkan makna ganda, sama sekali. Karena bentuk jamak memberikan makna
pengagungan (ta’dzim), yang Dia berhak untuk menyandangnya. Dan terkadang
menunjukkan makna-makna nama-Nya. Sementara kata yang bermakna ganda, kata itu
menujukkan bilangan tertentu, dan Allah Maha Suci dari pembatasan bilangan ini.
2.
Faidah المتكام المعظم لنفسه al-Mutakallim al-Mu’adhdhim li Nafsih-I, kata
ganti pertama yang mengagungkan DiriNya sendiri.
Karena Allah Maha Sempurna dan Maha Besar.
Kata Dlamir Nahnu (KAMI) dalam bahasa arab, tidak selalu menunjukkan
kata ganti orang pertama jamak. Kata ’kami’ dalam bahasa arab juga digunakan
untuk mengagungkan (ta’dhim) orang yang
berbicara.
3. Bisa juga
pengunaan kata dlamir Nahnu (Kami) untuk menunjukkan bahwa dalam kejadian yang
diceritakan itu, Allah melibatkan yang lainnya sebagai SEBAB
( atau proses sunnatullah).
Contoh :
وَلَقَدۡ خَلَقۡنَا ٱلۡإِنسَٰنَ مِن سُلَٰلَةٖ
مِّن طِينٖ ١٢ ثُمَّ جَعَلۡنَٰهُ نُطۡفَةٗ
فِي قَرَارٖ مَّكِينٖ ١٣ ثُمَّ خَلَقۡنَا ٱلنُّطۡفَةَ عَلَقَةٗ فَخَلَقۡنَا ٱلۡعَلَقَةَ
مُضۡغَةٗ فَخَلَقۡنَا ٱلۡمُضۡغَةَ عِظَٰمٗا فَكَسَوۡنَا ٱلۡعِظَٰمَ لَحۡمٗا ثُمَّ
أَنشَأۡنَٰهُ خَلۡقًا ءَاخَرَۚ فَتَبَارَكَ ٱللَّهُ أَحۡسَنُ ٱلۡخَٰلِقِينَ ١٤ ثُمَّ
إِنَّكُم بَعۡدَ ذَٰلِكَ لَمَيِّتُونَ ١٥
Dan
sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari
tanah. Kemudian Kami jadikan saripati
itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal
darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal
daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus
dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka
Maha sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik.
Kemudian, sesudah itu, sesungguhnya kamu sekalian benar-benar akan mati
(
QS Al Mu’minuun : 12- 15)
Penggunaan kata “KAMI” di atas adalah
adalah Keaguangan Allah dan meliatkan yang lain sebagai SEBAB ( yaitu
perkawinan Lelaki dan Wanita). Di mana SEBAB itu seringkali kita seut seagai
Sunnatullah (Hukum Alam).
Lagian, dalam Bahasa Arab bukan hanya
penggunaan KAMI saja yang dipakai untuk “penghormatan”. Pada Dlamir Mukhathab
(Kata Ganti Kedua) juga seringkali dipakai kata ANTUM أنتم
yang arti harfiyahnya ( KAMU SEKALIAN /
jamak) tapi dipakai untuk bentuk Tunggal dengan fungsi seagai “penghormatan”.
وَلَقَدۡ خَلَقۡنَٰكُمۡ ثُمَّ صَوَّرۡنَٰكُمۡ
ثُمَّ قُلۡنَا لِلۡمَلَٰٓئِكَةِ ٱسۡجُدُواْ لِأٓدَمَ فَسَجَدُوٓاْ إِلَّآ
إِبۡلِيسَ لَمۡ يَكُن مِّنَ ٱلسَّٰجِدِينَ ١١
Sesungguhnya
Kami telah menciptakan kamu (Adam), lalu Kami bentuk tubuhmu, kemudian Kami
katakan kepada para malaikat: "Bersujudlah kamu kepada Adam", maka
merekapun bersujud kecuali iblis. Dia tidak termasuk mereka yang bersujud
(QS.
Al A’raf: 11)
Perhatikan ayat di atas :
- Allah menyatakan dengan “Kami” untuk menunjukkan DiriNya
- Allah menyebut “Kamu (sekalian)” untuk menyebut Adam , padahal Adam itu seorang diri.
- Allah menyatakan dengan “Kami” untuk menunjukkan DiriNya
- Allah menyebut “Kamu (sekalian)” untuk menyebut Adam , padahal Adam itu seorang diri.
Kata “KAMI” dipakai sebagai “PengAgungan” Allah dan
kata “KALIAN” dipakai sebagai “penghormatan” Adam as (menempatkan Adam as di
posisi terhormat)
SELANJUTNYA, silakan Anda simak jika Ketua RT saat
berpidato……
“Yang KAMI hormati, Bapak Lurah….
Yang Kami hormati Bapak Ibu yang hadir di sini…..bla
bla blaaa…..”
Apa maksuddari kata KAMI yang dipakai Pak Ketua RT itu
?