Sosmed : Dua Sisi Yang Berlawanan
Sebelum ada sosmed, manusia belum membayangkan kalau bisa berkomunikasi di balik tembok atau di balik gunung. Walaupun Kisah Nabi Nuh yang berkata (memanggil) anaknya dari dalam Perahu ke Puncak Gunung Judiy adalah suatu pekerjaan yang harus dinalar dengan iman. Tetapi, kini setelah hadir Somed, semuanya bisa sangat memungkinkan dalam menyambung komunikasi.
Pedagang, Politisi, Ustadz dan Para Petualang Cinta berselancar di dunia maya demi memenuhi targetnya. Entah target yang bermanfaat atau yang mudlarat. Yang pasti,,,,semuanya bisa disalurkan lewat sosmed.
Anda tahu, bagaimana di sosmed banyak dipenuhi ceramah ? iklan dagangan ? dan jerat jerat asmara ?. Itu ada target yang diincar untuk tujuan sesuai dengan keinginan.
Bagi kita, sosmed itu seperti golok yang dipakai dengan dua keadaan. Pada saat golok itu digunakan untuk memotong kayu, maka golok itu membawa kemaslahatan. Tetapi pada saat golok itu dipakai untuk membunuh orang lain atau untuk merampok, maka golok itu jadi alat kejahatan dan tentunya membawa kemudlaratan.
Para pedagang banyak mendapatkan keuntungan dengan dumay. Mereka banyak mengenalkan produk melalui sosmed. Begitu juga para Pencari Pengetahuan, banyak yang mendapatkan uraian dari Para Ustadz di dumay, baik yang bersifat umum ataupun yang bersifat pribadi.
Tapi,,,,Anda juga harus tahu bahwa banyak keretakan rumah tangga hanya karena sosmed. Kok bisa ? Inilah buah dari pikiran yang tak mampu membedakan nilai nilai kebenaran dalam kehidupan.
Memang benar, kenistaan hubungan manusia didasarkan jika ada pertemuan fisik (bukti real). Tetapi Kenistaan juga ada yang disebabkan karena ucapan yang jika ditelusuri lebih jauh bisa dilakukan dengan VC ataupun dengan ketikan jari.
Islam tidak mengajarkan membuka aurat di hadapan orang lain. Jika VC itu dianggap gak masalah, bukankah Pernikahan juga bisa dilakukan dengan telephon…..apalagi VC.
Ini perlu disadari bersama oleh para Pengguna sosmed agar bijak menggunakan sosmed demi kemaslahatan di masa kini dan mendatang. Karena hidup itu bukan karena sosmed tetapi sosmed itu dihidupkan oleh anda.