Kafir
VS Non Musim
قُلۡ يَٰٓأَيُّهَا ٱلۡكَٰفِرُونَ ١ لَآ أَعۡبُدُ مَا تَعۡبُدُونَ ٢ وَلَآ أَنتُمۡ عَٰبِدُونَ مَآ أَعۡبُدُ ٣ وَلَآ أَنَا۠ عَابِدٞ مَّا عَبَدتُّمۡ ٤ وَلَآ أَنتُمۡ عَٰبِدُونَ مَآ أَعۡبُدُ ٥ لَكُمۡ دِينُكُمۡ وَلِيَ دِينِ ٦
1. Katakanlah: "Hai orang-orang kafir
2. Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah
3. Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah
4. Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah
5. dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah
6. Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku"
(QS Al Kafirun : 1-6)
لَقَدۡ كَفَرَ ٱلَّذِينَ قَالُوٓاْ إِنَّ ٱللَّهَ هُوَ ٱلۡمَسِيحُ ٱبۡنُ مَرۡيَمَۖ وَقَالَ ٱلۡمَسِيحُ يَٰبَنِيٓ إِسۡرَٰٓءِيلَ ٱعۡبُدُواْ ٱللَّهَ رَبِّي وَرَبَّكُمۡۖ إِنَّهُۥ مَن يُشۡرِكۡ بِٱللَّهِ فَقَدۡ حَرَّمَ ٱللَّهُ عَلَيۡهِ ٱلۡجَنَّةَ وَمَأۡوَىٰهُ ٱلنَّارُۖ وَمَا لِلظَّٰلِمِينَ مِنۡ أَنصَارٖ ٧٢
Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata: "Sesungguhnya Allah ialah Al Masih putera Maryam", padahal Al Masih (sendiri) berkata: "Hai Bani Israil, sembahlah Allah Tuhanku dan Tuhanmu". Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolongpun
(QS Al Maidah :72)
***
Heboh dengan sebutan “Kafir “ mewarnai jagat Indonesia. Berbagai statmen, baik dari kalangan muslim atau yang bukan muslim pada berkomentar mengenai sebutan “Kafir”. Seolah sebutan “Kafir” itu sebuah istilah baru yang diproduksi oleh otak para Indo. Padahal orang yang kita anggap sebagai Kyai tahu bahwa sebutan “Kafir” itu adalah predikat yang diberikan Allah kepada orang orang yang tertutup hatinya dari (menerima) kebenaran.
“Kafir” = Tertutup hatinya dari kebenaran
“Non Muslim”= Tidak Selamat.
Jika kebodohan hati sudah menyelimuti jiwa manusia, maka isi dan pernyataan Allah dalam Al Quran saja mau diotak atik. Al QUran yang bisa ditafsiri menjadi alasan mereka untuk merombak isinya. Sudah jelas ayat yang sudah qath’i.
Perhatikan QS Al Kafirun yang memerintahkan Nabi dan kita agar dengan TEGAS dan JELAS mengatakan “Kafir” pada orang orang yang sudah dikriteriakan dengan perintah “QUL”. Perintah itu mengindikasikan agar kita jangan melakukan sesuatu yang samar atau remang dalam membuat garis yang seharusnya tegas.
Sebutan “Kafir” dari Allah adalah sebutan paling halus bagi para penentangNya. Tetapi orang Kafir dan Sebagian Tokoh malah mempermasalahkan dan ingin menggantinya dengan sebutan “Non Muslim” yang berarti jika menyebut mereka sama dengan mendoakan mereka agar “TIDAK SELAMAT”. Karena makna dari “Non Muslim” adalah “TIDAK SELAMAT”.
Eufimisme yang kebablasan. Disebut dengan predikat yang sopan, mereka malah ingin didoakan “TIDAK SELAMAT”.
SHARE :
